Ikhlas dan niat[1]
Allah azza wa jalla berfirman :“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. “ [Qs. Hud : 15-16]
Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya amalan tergantung dengan niat, setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai niatnya, barang siapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul Nya, maka hijrahnya kepada Allah da Rasul Nya, dan barang siapa hijrahnya karena dunia yang hendak ia raih atau wanita yang hendak ia nikahi, maka hijrahnya sesuai apa yang dia niatkan.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dari Abi Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda : “Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya : 'Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab : 'Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.' Allah berfirman : 'Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al Qur`an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: 'Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?' Ia menjawab: 'Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al Qur`an hanyalah karena engkau.' Allah berkata : 'Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari' (pembaca al Qur`an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya : 'Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Dia menjawab : 'Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.' Allah berfirman : 'Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.’” (HR. Muslim)
Penjelasan :
Niat adalah asas amal, amalan seseorang diterima atau tidak tergantung niatnya, maka barangsiapa yang beramal ikhlas karena Allah semata dan mengharapkan pahala dan dia beramal sesuai sunnah atau petunjuk Rasulullah ﷺ, maka amalannya akan diterima. Namun jika niatnya karena selain Allah atau tidak ikhlas, maka amalannya tertolak dan menjadi bencana bagi pelakunya.
kesimpulan :
1. Diantara syarat amalan adalah ikhlas yaitu mengharapkan wajah Allah ta’ala.
2. Pentingnya ikhlas, karena amalan tidak ikhlas akan menjadi bencana bagi pelakunya.
3. Bagusnya bentuk suatu amalan tidak mencukupi untuk diterima.
4. Wajibnya memperbaiki niat pada setiap amalan dan semangat terhadap hal tersebut..[2]
[1] Lihat kitab Mukhtashar Minhajul Qashidin, hal. 359 oleh Imam Ibnul Qudamah dan Jami’ul Ulum wal Hikam, oleh Imam Ibnu Rajab hadist. No. 1
[2] Diterjemahkan oleh Abdurrohman Hidayat dari kitab Ad Durus al Yaumiyyah minas sunani wal ahkamisy syar’iah oleh Dr. Rasyid bin Husain Abdul Karim hal. 20-21
Komentar
Posting Komentar