Bahaya lisan[1]
Firman Allah ta’ala yang artinya, “Tiada suatu ucapan pun
yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu
hadir.” (Qs. Qaaf : 18 ) maknanya adalah malaikat yang mengawasi dan hadir
Dari
Sahl bin Sa’d radhiyallahu 'anhu berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, “barangsiapa yang
menjamin kepadaku apa yang diantara dua jenggotnya dan apa yang ada antara
dua kakinya, maka aku jamin dirinya surga.” (HR. Al Bukhari)[2]
apa yang ada diantara dua jenggot adalah lisan.
Dari
Mu’adz bin Jabal radhiyallahu
'anhu, ia berkata :
Aku berkata : “Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amal yang dapat
memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka”. Nabi ﷺ menjawab, “Engkau telah
bertanya tentang perkara yang besar, dan sesungguhnya itu adalah ringan bagi
orang yang digampangkan oleh Allah ta’ala. Engkau menyembah Allah dan jangan
menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mengerjakan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa
pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke Baitullah”. Kemudian beliau
bersabda : “Inginkah kuberi petunjuk kepadamu pintu-pintu kebaikan? Puasa itu
adalah perisai, shadaqah itu menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan
api, dan shalat seseorang di tengah malam”. Kemudian beliau membaca ayat yang
artinya: “lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa
kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa
apa rezki yang Kami berikan. tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang
menanti, yang indah dipandang sebagai Balasan bagi mereka, atas apa yang mereka
kerjakan.” (Qs. As Sajdah : 16-17) Kemudian beliau bersabda: “Maukah bila
aku beritahukan kepadamu pokok amal tiang-tiangnya dan puncak-puncaknya?” Aku
menjawab : “Ya, wahai Rasulullah”. Rasulullah ﷺ bersabda : “Pokok amal adalah Islam, tiang-tiangnya adalah shalat,
dan puncaknya adalah jihad”. Kemudian beliau bersabda : “Maukah kuberitahukan
kepadamu tentang kunci semua perkara itu?” Jawabku : “Ya, wahai Rasulullah”.
Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda : “Jagalah ini”. Aku bertanya :
“Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami
katakan?” Maka beliau bersabda : “Semoga engkau selamat. Adakah yang menjadikan
orang menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di
dalam neraka, selain ucapan lidah mereka?” (HR. Tirmidzi)[3]
Penjelasan:
Lisan
bahaya sekali yang ada peringatan darinya nas-nas yang cukup banyak karena
didalamnya ada waktu-waktu yang sulit untuk menjaganya dan mudah terjatuh
kedalamnya bagi siapa saja yang tidak menahannya melainkan dalam kebaikan, oleh
karena itu Rasulullah ﷺ mengabarkan diantara sebab terbesar yang memasukkan ke neraka.
Pelajaran:
1. bahaya
lisan dan wajibnya menjaganya karena sesungguhnya manusia terkadang tergelincir ke dalam neraka dengan suatu ucapan
yang dia ucapkan yang tidak dia pikirkan terlebih dahulu.
2.sesungguhnya
mengumbar lisan pada selain ketaatan termasuk penyebab masuk neraka dan menjaganya
termasuk penyebab masuk surga.
3.
kesalahan besar dari manusia dan kelalaian mereka adalah mengumbar lisan mereka
pada ucapan yang tidak ada faidahnya.[4]
[1]Pembahasan ini diringkaskan dari kitab Al Adab Asy Syar’iah 1/34, syarh
Al Arba’in An Nawawiyyah hadist no 15, Minhajul Qashidin hal. 165, Al Adzkar
hal. 165, dan Al Jawabul Kafi hal. 88, 142.
[2] HR. Al Bukhari dalam Ar Riqaq no. 6109, 11/308 (6474), At Tirmidzi dalam
Az Zuhd no. 2408, dan Ahmad 5/333
[3] HR. At Tirmidzi no. 2616, ia berkata : hadist ini hasan shahih
[4] Diterjemahkan oleh
Abdurrohman Hidayat dari kitab Ad Durusul Yaumiyyah minas sunani wal ahkamisy
syar’iah hal. 30-31
Komentar
Posting Komentar