Langsung ke konten utama

Hujan Merupakan Nikmat Allah ﷻ


Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ:
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah ...
Marilah kita memuji Allah atas segala nikmat Nya kepada kita semua baik nikmat Islam, nikmat iman, nikmat kesehatan, serta nikmat-nikmat yang lainnya.
Semoga shalawat dan salam akan terus tercurahkan kepada nabi Nya Nabi agung Muhammad beserta para keluarga, para Shahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman nanti.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah ...
Hujan merupakan nikmat dan karunia Allah yang Dia anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki. Dan tidak ada satu nikmatpun melainkan itu datangnya dari Allah, sebagaimana yang Allah firmankan :
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya),” (Qs. An Nahl : 53)
Maka menisbatkan atau menyandarkan nikmat ini kepada selain Allah seperti menyandarkan turunnya hujan kepada masuknya suatu bintang atau suatu musim tertentu maka ini merupakan bentuk kekufuran terhadap nikmat Allah. Yang menjadi kewajiban adalah menisbatkan segala karunia kepada Allah semata. Karena tidaklah bintang-bintang dan musim-musim ini melainkan hanyalah suatu kondisi yang di dalamnya Allah jalankan rizki yang Dia kehendaki untuk para hamba.
Imam Al Bukhari meriwayatkan dari shahabat nabi yang bernama Zaid bin Khalid Al Juhani radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shalat mengimami kami shalat Subuh di Hudaibiyah dalam kondisi ada bekas turun hujan pada malam harinya, tatkala nabi selesai shalat beliau menghadap kepada manusia lalu bersabda, “Tahukah kalian apa yang difirmankan Rabb kalian ?” Mereka menjawab, “Allah dan rasul-nya yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda, Allah berfirman :

 أصبح من عبادي مؤمن بي وكافر، فأما من قال: مطرنا بفضل الله ورحمته فذلك مؤمن بي كافر بالكوكب، وأما من قال بنوء كذا وكذا فذلك كافر بي مؤمن بالكوكب"
“Di antara hamba-Ku ada yang menjadi beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang mengatakan: ‘Kami telah diberi hujan karena keutamaan dan rahmat Allah,’ maka itulah orang yang beriman kepada-Ku dan kafir ter-hadap bintang-bintang. Sedang orang yang mengatakan: ‘Kami diberi hujan dengan bintang ini dan itu,’ maka itulah orang yang kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang.” (HR. Al Bukhari) 1
Di dalam hadits ini disebutkan bahwa manusia terbagi menjadi dua :
Yang pertama orang yang beriman kepada Allah dan kufur kepada bintang-bintang karena meyakini bahwa hujan adalah karunia dan rahmat Allah bukan berasal dari suatu bintang tertentu.
Yang kedua orang yang kufur kepada Allah dan mengimani bintang-bintang karena menganggap bahwa bintang-bintang inilah sebagai sebab turunnya hujan dan dia lupa kepada Allah yang telah menciptakan hujan ini sebagai karunia dan rahmat.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah ..
Suri tauladan kita Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam memberikan tuntunan kepada berupa sunnahnya Ketika turun hujan,
Aisyah radhiyallahu ‘anha, menuturkan bahwa Rasulullah apabila melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan,

 اللهم صيباً نافعاً
Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat] (HR. Al Bukhari)2.3
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah ..
Tidak ada seorangpun yang mengetahui waktu turunnya kecuali Allah karena waktu turunnya hujan merupakan diantara perkara ghaib yang tidak ada yang mengetahuinya melainkan Allah. Tugas seorang muslim adalah beriman dengan perkara yang ghaib dan tidak boleh berbicara tentang perkara yang ghaib kecuali sebatas apa yang dijelaskan Allah dan Rasul Nya. Allah berfirman :
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لا يَعْلَمُهَا إِلا هُوَ
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri,” (Qs. Al An’am : 59)
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah bersabda,

"مفتاح الغيب خمس لا يعلمها إلا الله: لا يعلم أحد ما يكون في غد، ولا يعلم أحد ما يكون في الأرحام، ولا تعلم نفس ماذا تكسب غداً، و ما تدري نفس بأي أرض تموت، وما يدري أحد متى يجيء المطر"
”Kunci-kunci iilmu gaib ada lima, hanya Allah yang mengetahuinya: tidak ada yang tahu apa yang terjadi esok hari kecuali Allah, tidak ada yang tahu apa yang dikandung oleh rahim kecuali Allah, tidak ada yang tahu apa yang akan dia usahakan untuk esok hari  kecuali Allah, tidak ada seorang pun yang tahu di bumi mana dia akan meninggal, dan tidak ada yang tahu kapan turun hujan kecuali Allah.” (HR. Al Bukhari)4
Disebutkan dalam hadits ini bahwa waktu turunnya hujan merupakan diantara lima perkara ghaib yang tidak ada seorangpun yang mengetahuinya kecuali Allah dan adapun apa yang disebutkan oleh manusia pada zaman sekarang melalui kemajuan teknologi seperti yang dilakukan oleh Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), maka itu semua hanyalah bersifat prediksi atau hanya perkiraan karena pastinya dan rinciannya hanyalah Allah yang mengetahuinya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Khutbah Kedua
الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِين حَمداً كَثِيراً طَيِّباً مُبَارَكاً فِيه كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَ يَرْضَى.
وَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah ...
Dari apa yang telah kami paparkan pada khutbah yang pertama, maka kesimpulan yang bisa kita ambil adalah sebagai berikut :
1.      Haramnya mengucapkan ucapan kami diberi hujan dengan sebab Gugusan bintang atau masuk nya bintang  itu, bahkan seharusnya mengucapkan Kami telah diberi hujan karena keutamaan dan rahmat Allah.
2.      Disukai nya ucapan ”Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]
3.      Sesungguhnya turunnya hujan termasuk perkara ghaib yang tidak ada yang mengetahui nya secara rinci dan batasnya kecuali Allah.
Dan akhirnya kita memohon kepada Allah Agar Allah merahmati kita semua, mengampuni kita semua, dan memasukkan kita ke dalam surga Nya.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّهُمّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنًاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنّكَ سَمِيْعٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبّنَا آتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لله رَبّ الْعَالَمِيْن
Sumber :
Kitab Ad Durus Al Yaumiyyah Minas Sunan Wal Ahkamisy Syari’ah karya Dr. Rasyid bin Husain hafizhahullah dengan tambahan
1.    HR. Al Bukhari 2/522 no. 1038
2.    HR. Al Bukhari 2/518 no. 1032
3.    An Nihayah 3/64
4.      HR. Al Bukhari 2/524 no. 1039



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suwargo Nunut Neroko Katut

Suwargo Nunut Neroko Katut admin 28 Juni 2015 | 4.884 | 1 | Suwargo Nunut Neroko Katut Kaum muslimin yang berbahagia rahimani wa rahimakumullah , di tengah-tengah masyarakat jawa ada sebuah ungkapan yang cukup masyhur dan oleh sebagian masyarakat jawa ungkapan ini sudah menjadi sebuah falsafah yang mereka anut. Sebuah ungkapan yang menjelaskan apabila ada seseorang yang nantinya masuk surga maka anggota keluarganya seperti anak, istri, dan orang tua bisa turut ikut masuk ke dalam surga. Demikian juga apabila ada seseorang yang nantinya masuk neraka maka anggota keluarganya seperti anak, istri, dan orang tua bisa ikut masuk ke dalam neraka. Ungkapan yang dimaksud berbunyi, “Suwargo Nunut Neroko Katut,” yang kurang lebih artinya adalah surga bisa ikut numpang dan neraka bisa ikut terbawa yang maksudnya adalah seseorang bisa ikut terbawa masuk ke dalam surga atau neraka disebabkan kelua...

Urgensi Beriman Kepada Hari Akhir Dan Pengaruhnya Terhadap Pribadi Seseorang

Urgensi Beriman Kepada Hari Akhir Dan Pengaruhnya Terhadap Pribadi Seseorang. Beriman Kepada Hari Akhir merupakan perkara yang sangat penting bagi seorang muslim yang demikian dikarenakan beberapa alasan sebagai berikut: 1. Beriman kepada hari akhir merupakan satu diantara rukun iman yang enam. 2. Beriman kepada hari akhir merupakan bagian dari keyakinan pokok islam yang mana bangunan akidah dibangun diatasnya setelah permasalahan keesaan Allàh. 3. Beriman kepada hari akhir dan tanda-tandanya termasuk beriman kepada perkara ghaib yang tidak bisa ditangkap oleh akal dan tidak ada cara untuk mengetahuinya kecuali dengan dalil wahyu (al Quran dan as Sunnah) 4. Iman kepada hari akhir seringkali digandengkan dengan iman kepada Allàh. Seperti dalam surat al Baqarah ayat 177, لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَ الْمَغْرِبِ وَلٰـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ َ Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke ara...

Keutamaan Shalat Berjamaah

  إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له.  وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله،  وصلى الله على محمد وعلى آله وصحبه   وَبَارك وسلم. أمَّا بَعْدُ : فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ عز وجل فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قال الله تعالى: {يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱلَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَ لَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ} Maasyiral muslimin -rahimakumullah-, marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah, marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Nya, semoga shalawat dan salam akan senantiasa terlimpah kepada Nabi Nya yang mulia, nabi kita Muhammad -shallallahu alaihi wa sallam-, kepada keluarganya, para shahabatnya, para pengikutnya, dan kaum muslimin hingga akhir zaman nanti.  Kaum muslimin -rahimakumullah-, shalat berjamaah merupakan...