Saudaraku seiman, diantara tujuan mulia yang hendak dibidik
oleh syariat Islam yang sempurna ini dan dengan dilandasi akidah yang lurus
adalah tercapainya hidup bahagia di dunia dan akhirat, dengan memperbaiki
kondisi manusia baik individu maupun masyarakat secara luas dan agar
diperolehnya pahala serta kemulian. Maka Islam memerintahkan untuk berakhlak
mulia serta melarang dari akhlak
rendahan dan memerintahkan kepada amal-amal kebajikan serta melarang dari
amal-amal kejelekan.
Dua Macam Perangai Hati.
Akhlak, merupakan suatu bentuk sifat atau perangai yang
bermuara dalam jiwa, muncul darinya beraneka tingkah laku yang dipicu oleh
kehendak dengan unsur kesengajaan, baik dan jahat, bagus dan jelek. Dan jiwa,
sesuai tabiatnya akan menerima pengaruh baik dan buruknya tarbiahnya. Maka jika
ini ditarbiyah untuk mendahulukan keutamaan dan kebenaran, mencintai kebajikan,
termotivasi mengerjakan kebaikan serta dilatih untuk menyukai perkara yang
baik, membenci yang jelek maka jadilah hal tersebut sebagai tabiatnya, muncul
dengan mudahnya perilaku atau perbuatan yang indah, maka itu dikatakan akhlak
yang terpuji. Dari akhlak ini muncul sifat-sifat terpuji pula seperti sifat
tenang, wibawa, Sabar, tabah, mulia, keberanian, keaditan, kebaikan serta
segala yang mengarah kesana berupa keutamaan pribadi dan kematangan jiwa.
Seperti itu pula jika teledor lalu akhlak ini tidak terpelihara dengan
pendidikan yang layak, tidak diperhatikan dengan menumbuhkan unsur-unsur
kebaikan yang terpendam atau dengan tarbiyah yang buruk sehingga hal yang jelek
jadi kesenangannya dan yang baik justru membuatnya muak serta jadilah segala ucapan dan tindak-tanduk
yang kotor dan penuh aib muncul begitu
saja tanpa malu, maka itu dikatakan akhlak yang tercela. Dari akhlak tercela
ini, muncullah sifat-sifat tercela yang lain seperti sifat khianat, dusta, keluh kesah, rakus, bengis, kasar, keji,
jahat serta segala yang menjurus kesana.
Pentingnya Pendidikan Moral.
Dari sinilah, Islam agama yang sempurna ini sangat
menghormati akhlak mulia, menyerukan ke tengah-tengah masyarakat kepada
tarbiahnya serta menumbuh kembangkannya
di dalam jiwa-jiwa kaum muslimin. Islam menjaga iman dan islam hamba dengan
keutamaan jiwa serta akhlak mulia. Oleh karena itu diutuslah Rasulullah ﷺ Beliau adalah manusia yang paling bagus akhlaknya, tidaklah apa
yang diperintahnya melainkan dialah orang yang pertama kali melaksanakannya dan
apa yang dilarangnya melainkan dialah orang yang pertama maka meninggalkannya.
Shahabat Anas berkata, "Adalah Rasulullah, manusia yang paling bagus
akhlaknya," (Muttafaqun alaih).
Maka pendidikan yang baik adalah pendidikan Nabi yang
bersumberkan wahyu İlahi dan sunnah beliau yang suci, serta berdasar metode
yang ditempuh salafush shalih umat ini.
Kepada Siapakah Kita Berakhlak ?
Yang pertama tentunya kepada Allah yaitu dengan ridha
terhadap hükum-hukum-Nya baik syariat maupun ketetapan takdir-Nya, menerimanya
dengan lapang dada dan tanpa menggerutu, tidak ikut-ikutan serta tidak ber…
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ
اْلأَخْلاَقِ.
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
baik.” (HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad)
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah sebutkan dalam firman-Nya:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar mempunyai akhlak yang
agung.” [Al-Qalam: 4]
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ
وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang
ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” [Al-A’raaf: 199]
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ
لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ
فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا
عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya.
(QS. Ali Imran :159)
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ
أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ
رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu
sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang
mukmin.
(QS. At Taubah
128)
Buletin dakwah al Minhaj ponpes al ukhuwah Sukoharjo edisi
33 thn. II 25 Rabiul akhir 1429 H 2 Mei 2008
Komentar
Posting Komentar