Seluruh amal shaleh baik berupa ucapan maupun perbuatan yang tampak maupun yang tersembunyi di dalam agama Islam dilipat gandakan pahalanya, sama saja apakah itu berkaitan dengan hak Allah atau sesama hamba, dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali lipat bahkan hingga kelipatan yang banyak.
Kecuali puasa, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
Setiap amal perbuatan anak Adam -yakni manusia itu-, yang berupa kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya dengan sepuluh kalinya sehingga tujuh ratus kali lipatnya."Allah Ta'ala berfirman: "Melainkan puasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untukKu dan Aku akan memberikan balasannya. Orang yang berpuasa itu meninggalkan kesyahwatannya, juga makanannya semata-mata karena ketaatannya pada perintahKu. Seorang yang berpuasa itu mempunyai dua macam kegembiraan, sekali kegembiraan di waktu berbukanya dan sekali lagi kegembiraan di waktu menemui Tuhannya. Sesungguhnya bau bacin mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi."
Puasa adalah sebagai perisai -dari kemaksiatan serta dari neraka-. Maka dari itu, apabila pada hari seseorang diantara engkau semua itu berpuasa, janganlah ia bercakap-cakap yang kotor dan jangan pula bertengkar. Apabila ia dimaki-maki oleh seorang atau dilawan dengan bermusuhan, maka hendaklah ia berkata: "Sesungguhnya saya adalah -sedang- berpuasa."
(HR. Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
1. Diantara faktor dilipat gandakannya amal shaleh adalah sebagai berikut:
a. Mulianya tempat beramal, seperti tanah haram (Masjidil haram, masjid Nabawi, masjid Aqsha)
b. Mulianya waktu beramal, seperti bulan Ramadhan dan sepuluh Dzul hijjah.
c. Faktor yang lain seperti mulianya orang yang beramal di sisi Allah, kedekatan nya kepada Allah, banyaknya takwa kepada Allah.
2. Pahala puasa tanpa batas.
Dalam hadits ini disebutkan pahala puasa tiada batas dikarenakan puasa termasuk bagian kesabaran, dan sabar pahalanya tiada batas, Allah berfirman:
إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Qs. Az zumar : 10)
Dalam puasa terkumpul tiga jenis kesabaran, yaitu sabar dalam mentaati Allah,
Sabar dalam menjauhi yang diharamkan Allah, dan sabar menerima takdir Allah.
3. Ibadah puasa diistimawakan penyebutannya, hal ini disebabkan dua hal:
a. Seorang yang berpuasa meninggalkan bagian syahwat dan hawa nafsu yang asli naluri manusia, semua itu ditinggalkan karena Allah, dan ini tidak dijumpai pada ibadah selain puasa.
b. Puasa merupakan rahasia antara hamba dan Allah yang tidak diketahui oleh selainnya.
4. Dua kegembiraan bagi orang yang berpuasa, yaitu:
a. Ketika berbuka, ini memiliki dua makna yaitu, gembira dengan melaksanakan puasa itu sendiri atau gembira ketika waktu berbuka.
b. Ketika berjumpa dengan Allah, yaitu bergembira dengan balasan dari Allah karena ketaatannya kepada Allah.
5. Bau mulut orang yang berpuasa.
Orang yang berpuasa memiliki bau mulut disebabkan kosongnya perut dan uang perut yang naik ke atas, meskipun demikian di sisi Allah lebih harus dari aroma minyak kasturi, dan kelak di akhirat orang yang berpuasa memiliki aroma mulut yang sangat harus sebagai tanda dahulu di dunia mereka suka berpuasa.
6. Puasa sebagai tameng.
Puasa disebut tameng karena bisa melindungi seorang hamba dari perkara yang diharamkan Allah dan bisa menghalangi siksa Allah.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ - ١٨٣
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (Qs. Al Baqarah : 183)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
”Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan yang haram, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makanan dan minuman.” (HR. Al Bukhari no. 1903)
Semoga kita semua diberikan taufik oleh Allah untuk melaksanakan amalan yang mendatangkan kecintaan dan keridhaan Allah dan memperoleh keutamaan bulan Ramadhan.
Wa shallallahu ala Muhammad Wa alihi Wa shahbihi Wa sallam.
Akhirul kalam anil hamdulillahi rabbil alamin.
Sumber referensi:
1. Mukhtasar lathaiuful ma'arif,
2. Bahjatu qulubil abrar
3. Syarah riyadhus shalihin
Disampaikan di @masjid Abdullah shaleh tanjung, sabtu, 5 Ramadhan 1442 H
Komentar
Posting Komentar