Sebuah mindset yang selayaknya dibangun pada diri kita adalah bahwa kita semua adalah hamba Allah, bahkan makhluk paling mulia di muka bumi, Allah menyebutnya sebagai seorang hamba.
Allah berfirman:
وَإِن كُنتُمْ فِى رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا۟ بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِۦ وَٱدْعُوا۟ شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (Qs. Al-Baqarah:23)
Hamba yang dimaksud adalah nabi kita yang mulia yaitu nabi Muhammad. Beliaupun menyebutkan bahwa dirinya adalah seorang hamba.
Diceritakan oleh Ibunda ‘Aisyah Radhiallahu’anha,
كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ ، إذا صلَّى ، قام حتى تفطَّر رجلاه .
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya jika beliau shalat, beliau berdiri sangat lama hingga kakinya mengeras kulitnya. ‘Aisyah bertanya,
يا رسولَ اللهِ ! أتصنعُ هذا ، وقد غُفِر لك ما تقدَّم من ذنبك وما تأخَّرَ ؟
‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? Bukankah dosa-dosamu telah diampuni, baik yang telah lalu maupun yang akan datang? Rasulullah bersabda:
يا عائشةُ ! أفلا أكونُ عبدًا شكورًا
‘Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?’” (HR. Al Bukhari no. 1130, Muslim no. 2820)
Dalam hadits lain dari Umar bin Al-Khaṭṭhāb -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Saya mendengar Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda,
«لا تُطْروني كما أَطْرت النصارى ابنَ مريم؛ إنما أنا عبده، فقولوا: عبد الله ورسوله»
"Janganlah kalian berlebih-lebihan memujiku seperti orang-orang Nasrani berlebih-lebihan memuji Isa putra Maryam. Sesungguhnya aku hanya seorang hamba, maka katakan (panggil aku), 'Hamba Allah dan Rasul-Nya'."
(HSR. Al Bukhari)
Lalu apa bukti bahwa kita adalah hamba Allah?
Pertama: sesungguhnya Allah yang menciptakan kita, menumbuhkan, dan memelihara kita, demikian juga seluruh alam, Dialah yang berhak untuk diibadahi.
Allah berfirman:
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ * الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنزلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ }
Hai manusia, sembahlah Tuhan kalian Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian. Karena itu, janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kalian mengetahui. (Qs. Al Baqarah:21-22)
Dan firman Nya:
{قُلْ لِمَنِ الأرْضُ وَمَنْ فِيهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ * سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلا تَذَكَّرُونَ * قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ * سيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلا تَتَّقُونَ * قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَ هُوَ يُجِيرُ وَلا يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ * سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُونَ * بَلْ أَت َيْنَاهُمْ بِالْحَقِّ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ}
Katakanlah, "Kepunyaan siapakah bumi dan semua yang ada padanya jika kalian mengetahuinya?" Mereka akan menjawab, “Kepunyaan Allah.” Katakanlah, "Maka apakah kalian tidak ingat?" Katakanlah, "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arasy yang besar?" Mereka akan menjawab, “Kepunyaan Allah.” Katakanlah, "Maka apakah kalian tidak bertakwa?" Katakanlah, "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuatan atas segala sesuatu sedangkan Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kalian mengetahui?" Mereka akan menjawab, “Kepunyaan Allah.” Katakanlah, "(kalau demikian), maka dari jalan mana kalian ditipu?" Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta. (Qs. Al mukminun:84-90)
Kedua: Tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah menyembah Allah.
Sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Allah:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat : 56).
Makna beribadah di sini adalah mentauhidkan Allah atau mengesakan Allah dalam ibadah.
Dan ibadah terkandung makna di dalamnya adalah merendahkan diri, mentaati, takut, serta harap.
Ibadah cakupannya sangat luas, mencakup ibadah hati, ibadah lisan, dan ibadah anggota badan. Ibadah ada yang bersifat ibadah mahdhah yaitu ibadah yang murni ibadah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji dan ada yang ghairu mahdhah yaitu ibadah yang tidak murni ibadah seperti makan, menikah, dan mencari nafkah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata,
الْعِبَادَة هِيَ اسْم جَامع لكل مَا يُحِبهُ الله ويرضاه من الْأَقْوَال والأعمال الْبَاطِنَة وَالظَّاهِرَة.
“Ibadah adalah suatu istilah yang mencakup semua yang Allah cintai dan Allah ridhai, baik ucapan atau perbuatan, yang lahir (tampak, bisa dilihat) maupun yang batin (tidak tampak, tidak bisa dilihat).” (Al-‘Ubudiyyah, hal. 44)
Allah berfirman:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Qs. al An'am:162)
Ayat yang mulia ini telah mencakup seluruh jenis ibadah.
Perjalanan hidup seseorang sejatinya adalah perjalanan mengenali diri menemukan jati diri.
Dengan meyakini bahwa kita adalah hamba Allah, akan menjadi energi yang menjadikan seluruh aktivitas kita adalah ibadah.
Washallallahu 'alaa Muhammad wa 'alaa aalihi washahbihi wasallam.
Akhiru da'waana anil hamdu lillahi rabbil 'aalamiin.
Purwokerto, Jumat, 13 Dzul Qa'dah 1444 H.
Komentar
Posting Komentar