Nilai ketauhidan dalam surat asy syuara ayat 78-83.
Jamaah yang berbahagia yang semoga dirahmati Allah. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang disebutkan oleh Rasulullah ﷺ dalam haditsnya,
"Bila ia telah masuk masjid, ia diberi pahala sebagaimana orang yang melakukan shalat (sekalipun ia hanya duduk), selama ia menanti shalat (berjamaah). Para malaikat pun mendoakan seseorang, selama ia di tempat sholatnya (ia belum meninggalkan masjid). Para malaikat itu berdoa,
اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيهِ،
“Yaa Allãh, berikan rahmat kepadanya. Yaa Allãh ampunilah dia. Yaa Allãh terimalah taubatnya.” (Doa tersebut dibaca oleh para malaikat) selama ia tidak menyakiti (orang) dan tidak berhadast”
[Muttafaq 'Alaih, dan ini adalah lafalnya Imam Muslim]
Jamaah yang berbahagia saya akan menyampaikan ayat-ayat Al Quran yang terdapat dalam surat asy syuara ayat 78-83.
Allah berfirman,
{الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ (78) وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ (79) وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ (80) وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ (81) وَالَّذِي أَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ (82) }
(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.”
Maknanya adalah Dialah Allah ﷻ Rabb ku yang ditangan Nya manfaat dan bahaya, yang memiliki kemampuan dan kekuasaan, milik Nya lah dunia dan akhirat. Bukan yang tidak mendengar apabila diseru, tidak memberi manfaat dan bahaya. Ini semua merupakan ucapan nabi Ibrahim kepada kaumnya yang mereka tidak menyembah kepada Allah, dan ibadah itu tidak akan ada kecuali ditujukan kepada yang melakukan perbuatan-perbuatan ini bukan kepada yang tidak mampu memberikan manfaat dan mudharat. (At Thabrani 19/363)
Ayat-ayat yang mulia ini merupakan perkataan nabi Ibrahim yang Allah abadikan di dalam Al Quran.
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِّلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (120)
Beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari ayat yang mulia ini adalah:
1. Dalam ayat disebutkan,
﴿وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ﴾
dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,
Nabi Ibrahim alaihissalam menyandarkan sakit kepada dirinya dan beliau sandarkan kesembuhan kepada Allah, hal ini dalam rangka beradab kepada Allah. (Ibnul Jauzi 2/119)
Hal ini seperti firman Allah tentang ucapan bangsa jin
﴿وَأَنَّا لَا نَدْرِي أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَنْ فِي الأرْضِ أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا﴾ [الجن:١٠]
Sesungguhnya kami tidak mengetahui apakah keburukan yang dikehendaki terhadap siapa yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan terhadap mereka.
Beradab kepada Allah merupakan puncak tertinggi dari adab dan akhlak, seseorang tidak disebut berakhlak jika tidak berakhlak kepada Allah.
2. Seyogyanya jika sekiranya seseorang mengalami sakit maka tidak ada yang mampu untuk mencegahnya sekalipun itu adalah para nabi dan para wali, karena yang bisa mencegahnya hanyalah Allah semata.
، ﴿وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ﴾
dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,
3. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa yang dibaca setiap pagi dan petang.
اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.” (Dibaca pagi dan sore 3x) [HR. Al Bukhari dalam adabul mufrad ]
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ استُرْ عَوْرَاتي، وآمِنْ رَوْعَاتي، اللَّهمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَينِ يَدَيَّ، ومِنْ خَلْفي، وَعن يَميني، وعن شِمالي، ومِن فَوْقِي، وأعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحتي
“Ya Allâh, sesungguhnya aku memohon maaf serta keselamatan di dunia dan di akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon maaf dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan harta bendaku. Ya Allah, tutupilah auratku dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah jagalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar tidak dibenamkan ke dalam bumi”. (HR. Abu Dawud dari Ibnu Umar)
4. Hitunglah setidaknya 3 nikmat Allah ﷻ yang Allah berikan kepada kita, kemudian kita syukuri nikmat tersebut, karena yang demikian menjadi sebab bertambahnya kecintaan kita kepada Allah. Sebagimana ucapan Khalilullallah kekasih Allah ﷻ yaitu nabi Ibrahim
﴿٧٧﴾ ٱلَّذِى خَلَقَنِى فَهُوَ يَهْدِينِ (٧٨) وَٱلَّذِى هُوَ يُطْعِمُنِى وَيَسْقِينِ (٧٩) وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ﴾
(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,
5. Mendapatkan ampunan Allah ﷻ dan keselamatan merupakan kebaikan yang sempurna dan berdoa untuk mendapatkan dua hal tersebut adalah seutama-utamnya doa.
Bukhari dalam Al Adab dan Tirmidzi dalam Sunan-nya meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu, dirinya berkata:
أتى النبي صلى الله عليه وسلم رجل فقال يا رسول الله أي الدعاء أفضل؟ قال سل الله العفو والعافية في الدنيا والآخرة. ثم أتاه الغد فقال يا نبي الله أي الدعاء أفضل؟ قال سل الله العفو والعافية في الدنيا والآخرة, فإذا أعطيت العافية في الدنيا والآخرة فقد أفلحت
Seseorang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah! doa apakah yang paling afdhol?” Maka beliau menjawab, “Mintalah kepada Allah pengampunan dan perlindungan di dunia dan akhirat!”, Kemudian orang tersebut kembali mendatangi beliau pada esok harinya dan bertanya, “Wahai nabi Allah! Doa manakah yang paling afdhol?” Maka beliau berkata, “Mintalah kepada Allah pengampunan dan perlindungan di dunia dan akhirat, karena apabila engkau diberi pengampunan dan perlindungan di dunia dan akhirat, maka sungguh engkau telah beruntung.” (HR. Bukhari dalam Al Adabul Mufrad no. 637, Tirmidzi no. 3512 dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Adab no. 495)
Al 'Afwu maknanya adalah dihapuskannya dosa.
Sedangkan Al 'Afiyah adalah keselamatan dan kesehatan.
Imam at Tirmidzi, Ibnu Majah dan selainnya meriwayatkan dari Ummul Mukminin ‘Aisyah radliallahu ‘anha, beliau berkata,
قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها ؟ قال قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني
Aku berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apabila aku mengetahui waktu malam Al Qadr, apakah yang mesti aku ucapkan pada saat itu?” Beliau menjawab, “Katakanlah, Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa, fa’fu’anni (Yaa Allah sesungguhnya engkau Maha pemberi ampunan, suka memberi pengampunan, maka ampunilah diriku ini).” (HR. Tirmidzi nomor 3513, Ibnu Majah nomor 3850 dan dishahihkan oleh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah nomor 3105)
Karang Lewas, Rabu 23 Ramadhan 1445 H, disampaikan di Masjid At Taqwa komplek RST Wijayakusuma purwokerto setelah shalat Dhuhur.
Komentar
Posting Komentar