Surga dan Neraka.
Di dalam Al Quran disebutkan perkara secara berpasangan, jika disebutkan pahala disebutkan pula siksa, jika disebutkan sifat orang-orang beriman disebutkan pula sifat orang-orang beriman, jika disebutkan surga maka juga disebutkan neraka.
Yang demikian supaya seorang insan tatkala membaca Al Quran dalam keadaan takut dan berharap, apabila membaca Al Quran disebutkan pahala bagi orang yang beriman dia termotivasi, berharap, dan bercita-cita. Dan apabila disebutkan ancaman siksa bagi orang kafir diapun takut. Seorang mukmin berjalan menuju Allah ﷻ diantara rasa takut dan berharap, tidak boleh baginya merasa aman dari makar Allah ﷻ dan tidak boleh merasa putus asa dari Rahmat Allah ﷻ.
Berkata imam Ahmad bin Hambal rahimahullah,
ينبغي أن يكون الإنسان في عبادته لربه بين الخوف والرجاء، فأيهما غلب هلك صاحبه.
Seyogyanya seorang insan dalam beribadah kepada Rabbnya berada diantara rasa takut dan berharap, mana dari keduanya yang mendominasinya maka dia akan binasa.
Pembahasan kita kali ini adalah tentang surga dan neraka.
Surga dan neraka adalah benar dan wajib bagi kita semua untuk mengimaninya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَٱتَّقُوا۟ ٱلنَّارَ ٱلَّتِىٓ أُعِدَّتْ لِلْكَٰفِرِينَ
(Jagalah dirimu dari api neraka yang disediakan bagi orang-orang yang kafir) janganlah kamu sampai disiksa di dalamnya. (QS. Ali Imran:131)
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
(Dan bersegeralah kamu) dengan atau tanpa wau (kepada keampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi) artinya seluas langit dan bumi bila keduanya disambung; sedangkan ‘`ardh’ artinya ialah luas (yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa) kepada Allah dengan mengerjakan taat dan meninggalkan maksiat. (QS. Ali Imran:133)
Diantara ayat Al Quran yang menyebutkan tentang surga dan neraka adalah apa yang Allah Ta’ala sebutkan di dalam surat an Naba’,
A. Tentang neraka.
Allah Ta’ala berfirman,
﴿إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتۡ مِرۡصَادࣰا﴾ [النبأ ٢١]
Sesungguhnya neraka Jahanam itu (padanya) ada tempat pengintai,
﴿لِّلطَّـٰغِینَ مَـَٔابࣰا﴾ [النبأ ٢٢]
Lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas (orang-orang kafir lalu mereka tidak bisa melampauinya), (lalu mereka memasukinya)
﴿لَّـٰبِثِینَ فِیهَاۤ أَحۡقَابࣰا﴾ [النبأ ٢٣]
Mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya, (tidak ada kesudahannya)
﴿لَّا یَذُوقُونَ فِیهَا بَرۡدࣰا وَلَا شَرَابًا﴾ [النبأ ٢٤]
Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya (tidak bisa merasakan nikmatnya tidur) dan tidak (pula mendapat) minuman (merasakan nikmatnya minuman),
﴿إِلَّا حَمِیمࣰا وَغَسَّاقࣰا﴾ [النبأ ٢٥]
selain air yang mendidih (yang telah sampai pada titik puncak mendidih) dan nanah (yang keluar dari nanah penduduk neraka), (mereka merasakan itu)
﴿جَزَاۤءࣰ وِفَاقًا﴾ [النبأ ٢٦]
sebagai pembalasan yang setimpal. (Sesuai amal perbuatan mereka, maka tidak ada satu dosapun yang lebih besar melebihi kekufuran dan tidak ada siksa yang lebih besar dari siksa neraka.)
﴿إِنَّهُمۡ كَانُوا۟ لَا یَرۡجُونَ حِسَابࣰا﴾ [النبأ ٢٧]
Sesungguhnya mereka tidak takut kepada hisab, (dikarenakan keingkaran mereka terhadap hari kebangkitan.)
﴿وَكَذَّبُوا۟ بِـَٔایَـٰتِنَا كِذَّابࣰا﴾ [النبأ ٢٨]
dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami (yaitu Al Quran) dengan sesungguh-sungguhnya. (Sangat mendustakan)
﴿وَكُلَّ شَیۡءٍ أَحۡصَیۡنَـٰهُ كِتَـٰبࣰا﴾ [النبأ ٢٩]
﴿وكُلّ شَيْء﴾ مِن الأَعْمال ﴿أحْصَيْناهُ﴾ ضَبَطْناهُ ﴿كِتابًا﴾ كَتْبًا فِي اللَّوْح المَحْفُوظ لِنُجازِيَ عَلَيْهِ ومِن ذَلِكَ تَكْذِيبهمْ بِالقُرْآنِ
Dan segala sesuatu (berupa amalan) telah Kami catat (kami tetapkan) dalam suatu kitab. (Di lauhul mahfuzh untuk diberikan balasan, diantaranya adalah perbuatan mereka mendustakan Al Quran)
﴿فَذُوقُوا۟ فَلَن نَّزِیدَكُمۡ إِلَّا عَذَابًا﴾ [النبأ ٣٠]
Karena itu (dikatakan kepada mereka di akhirat kelak ketika ditimpakan adzab), rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain dari azab.
عن عبد الله بن عمرو، قال: لم تنـزل على أهل النار آية أشد من هذه: ( فَذُوقُوا فَلَنْ نـزيدَكُمْ إِلا عَذَابًا ) قال: فهم في مزيد من العذاب أبدا.
B. Tentang surga.
Allah Ta’ala berfirman,
﴿إِنَّ لِلۡمُتَّقِینَ مَفَازًا﴾ [النبأ ٣١]
31. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan,
(Tempat kemenangan yaitu surga)
﴿حَدَاۤىِٕقَ وَأَعۡنَـٰبࣰا﴾ [النبأ ٣٢]
32. (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur,
﴿وَكَوَاعِبَ أَتۡرَابࣰا﴾ [النبأ ٣٣]
﴿وكَواعِب﴾ جَوارِي تَكَعَّبَتْ ثُدِيّهنَّ
33. dan gadis-gadis remaja (yang menonjol payudaranya) yang sebaya, (semua seumuran)
﴿وَكَأۡسࣰا دِهَاقࣰا﴾ [النبأ ٣٤]
34. dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman). (Penuh berisi khamr) Dalam ayat lain disebutkan,
وأَنْهار مِن خَمْر
Dan sungai-sungai khamr.
﴿لَّا یَسۡمَعُونَ فِیهَا لَغۡوࣰا وَلَا كِذَّ ٰبࣰا﴾ [النبأ ٣٥]
35. Di dalamnya (surga ) mereka (ketika meminum khamr dan keadaan selainnya) tidak mendengar perkataan yang sia-sia (ucapan yang batil) dan tidak (pula perkataan) dusta. (Saling mendustakan yang lain tidak sebagaimana apa yang terjadi di dunia ketika meminum khamr)
﴿جَزَاۤءࣰ مِّن رَّبِّكَ عَطَاۤءً حِسَابࣰا﴾ [النبأ ٣٦]
36. Sebagai balasan dari Tuhanmu (Allah membalas mereka) dan pemberian yang cukup banyak,
رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمَنِ لا يَمْلِكُونَ مِنْهُ خِطَابًا
37. Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia.
يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلائِكَةُ صَفًّا لا يَتَكَلَّمُونَ إِلا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَقَالَ صَوَابًا
37. Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar.
ذَلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ مَآبًا
39. Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.
إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا
40. Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah”.
Rasulullah ﷺ bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
”Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Rasulullah ﷺ bersabda,
حُجِبَتِ النَّارُ بالشَّهَواتِ، وحُجِبَتِ الجَنَّةُ بالمَكارِهِ.
“Neraka diliputi dengan syahwat dan surga diliputi dengan kesusahan.” (HR. Al Bukhari no. 6487, dan Muslim no. 2823 dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu)
Kesimpulan:
1. Ancaman keras terhadap sikap melampaui batas dan penjelasan balasan bagi orang-orang zhalim.
2. Ancaman keras dari mendustakan hari kebangkitan dan orang-orang yang mendustakan nya.
3. Amalan para hamba baik mukmin dan kafir semuanya tercatat dan mendapat balasan.
4. Penetapan keyakinan tentang hari kebangkitan dan balasan dengan menyebutkan pengaruhnya.
5. Siksa di Akhirat itu kekal tidak ada kesudahannya
6. Penjelasan karamah orang-orang yang bertakwa dan keutamaan takwa.
7. Gambaran ini indah kenikmatan surga.
8. Tercelanya dusta dan ucapan sia-sia dan pelakunya
9. Penjelasan dahsyatnya dan beratnya kondisi di akhirat
10. Dorongan untuk beramal Shalih dan menjauhkan amal buruk yang rusak.
Komentar
Posting Komentar