Nabi kita yang mulia ﷺ senantiasa menunjuki umatnya kepada kebaikan dan pintu-pintu meraih kebaikan. Beliau ﷺ memberikan motivasi kepada umatnya pada perkara-perkara yang bisa mendekatkan diri mereka kepada surga dan menjauhkan umat dari siksa api neraka.
Dalam sebuah hadits yang mulia, Nabi ﷺ bersabda,
رغِمَ أَنفُ رجلٍ ذُكِرتُ عندَهُ فلم يصلِّ عليَّ ، ورَغِمَ أنفُ رجلٍ دخلَ علَيهِ رمضانُ ثمَّ انسلخَ قبلَ أن يُغفَرَ لَهُ ، ورغمَ أنفُ رجلٍ أدرَكَ عندَهُ أبواهُ الكبرَ فلم يُدْخِلاهُ الجنَّةَ
"Alangkah celakanya seseorang yang tatkala disebutkan namaku, tetapi dia tidak bershalawat kepadaku.
Alangkah celakanya seseorang yang mendapatkan bulan Ramadhan kemudian bulan Ramadhan berakhir, tetapi dirinya tidak mendapatkan ampunan.
Celakalah seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya, akan tetapi hal itu tidak memasukkan ke surga.” ¹
Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa Nabi ﷺ suatu ketika naik ke atas mimbar dan mimbar Nabi terdiri dari 3 tingkatan setiap tingkatan beliau berucap aamiin, disebutkan bahwa penyebab beliau mengucapkan aamiin karena menjawab doa malaikat Jibril 'alaihissalam sebagimana yang disebutkan oleh Nabi ﷺ berikut ini:
Yang pertama:
"رَغِم أنفُ رجُلٍ ذُكِرتُ عِندَه، فلم يُصَلِّ علَيَّ"،
Maknanya alangkah celaka dan ruginya, hina dan lemahnya, hidungnya menempel ke tanah. Yaitu setiap orang yang nama Nabi ﷺ disebutkan disisinya namun dia tidak mengucapkan shalawat kepada nabi ﷺ
Kedua:
"ورَغِم أنفُ رَجُلٍ دخَل عليه رمَضانُ، ثمَّ انسَلَخ قبلَ أن يُغفَرَ له"،
alangkah celakanya seseorang yang menjumpai bulan Ramadhan kemudian bulan Ramadhan berakhir sedangkan belum diampuni dosanya. Alangkah celakanya, rugi, hina, dan lemahnya orang tersebut, hidungnya menempel ke tanah. Yaitu setiap yang berjumpa dengan bulan Ramadhan, dia malas beribadah, tidak bersungguh-sungguh, tidak bergegas sehingga bulan Ramadhan berakhir, tidak mendapatkan keberkahan bulan yang mulia tersebut dan dosanya tidak diampuni.
Ketiga:
"ورَغِم أنفُ رجُلٍ أدرَك عِندَه أبَواه الكِبَرَ فلم يُدخِلاه الجَنَّةَ"،
Alangkah celakanya, rugi, hina, dan lemahnya orang tersebut, hidungnya menempel ke tanah. Yaitu setiap yang menjumpai kedua orangtuanya hingga usia lanjut, dia tidak bersungguh-sungguh dalam berbakti kepada keduanya, tidak mendapatkan keridhoan mereka yang mana seharusnya hal itu bisa memasukkan dirinya kedalam surga.
Hadits yang mulia ini ² memberikan kepada kita kesimpulan, diantaranya adalah:
1. Terdapat anjuran untuk bershalawat kepada Nabi ﷺ setiap kali disebut nama beliau.
مَن صلى عَلَيَّ واحدةً ، صلى اللهُ عليه بها عَشْرًا
"Siapa saja yang bershalawat kepadaku satu kali, Allah ﷻ balas shalawat untuknya sebanyak sepuluh kali." (HR. Muslim no. 408 dari Abu Hurairah)
2. Dorongan untuk bersungguh-sungguh dan bergegas melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan.
مَن صامَ رَمَضانَ إيمانًا واحْتِسابًا غُفِرَ له ما تَقَدَّمَ مِن ذَنْبِهِ، ومَن قامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إيمانًا واحْتِسابًا غُفِرَ له ما تَقَدَّمَ مِن ذَنْبِهِ.
"Siapa saja yang berpuasa pada bulan Ramadhan dikarenakan iman dan mengharapkan ganjaran niscaya diampuni dosanya yang telah lalu. Dan siapa saja yang mengerjakan shalat malam bertepatan dengan Lailatul Qadar dikarenakan iman dan mengharapkan ganjaran niscaya diampuni dosanya yang telah lalu." (HR. Al Bukhari no. 2014, Muslim no. 760 dari Abu Hurairah)
3. Dorongan untuk bersungguh-sungguh dalam berbakti kepada kedua orang tua, memuliakan mereka, terutama tatkala mereka di usia lanjut.
رِضى اللَّهِ في رِضى الوالِدَينِ ، وسَخَطُ اللَّهِ في سَخَطِ الوالدينِ
"Keridhoan Allah ﷻ tergantung pada keridhoan kedua orangtua, murka Allah ﷻ tergantung pada murka kedua orangtua." (HR. At Tirmidzi no. 1899, Ibnu Majah no. 429, Al Baihaqi dalam syuabul iman no. 7830 dan ini lafadz dari beliau)
Wallahu A'lam.
Selesai diterjemahkan³ dengan tambahan pada hari Jumat 25 Ramadhan 1445 H/5 April 2024 di karang Lewas dan disampaikan pada khutbah Jumat di masjid Nurus Sa'adah kelurahan sumampir.
Foot note:
1. HR. At Tirmidzi no. 3545 dari shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu dengan lafadz imam at Tirmidzi, tambahan menjumpai kedua orangtuanya asalnya dalam shahih Muslim no. 2551. Hadits ini dinyatakan Hasan shahih.
2. Disebutkan dalam redaksi yang lain bahwa Nabi ﷺ naik mimbar, lalu mengucapkan amiin, amiin, amiin. Tatkala beliau turun beliau ditanya tentang hal tersebut. Beliau ﷺ bersabda, "Jibril mendatangiku, lalu berkata,
رغِم أنفُ امرئٍ أدرك رمضانَ فلم يُغفرْ له ، قُلْ : آمين ، فقلتُ : آمين ، ورغِم أنفُ امرئٍ ذُكِرتَ عنده فلم يُصلِّ عليك ، قُلْ : آمين ، فقلتُ : آمين ، ورغِم أنفُ رجلٍ أدرك والدَيْه أو أحدَهما فلم يُغفرْ له ، قُلْ : آمين ، فقلتُ : آمين
Semoga Allah mencelakakan seorang hamba atau menjauhkannya, (yaitu) orang yang mendapatkan bulan Ramadan, tetapi dirinya tidak mendapatkan ampunan. Maka aku pun berkata: “Amin.”
Kemudian (Jibril) mengatakan lagi: “Semoga Allah mencelakakan seorang hamba atau menjauhkannya, disebutkan namaku, tetapi dia tidak bershalawat kepada engkau.” Maka akupun berkata “Amin”.
Kemudain (Jibril) mengatakan: “Celakalah seorang hamba atau dijauhkan, (yaitu) orang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah salah satu dari keduanya, akan tetapi hal itu tidak memasukkan ke surga.” Maka aku pun mengatakan, “Amin”.
(HR. Al Bazzar no. 4277, ath Thabarani 2/244, 2022, asy Syajari dalam tartibul amaali no. 1365. Ibnu Hajar Al 'Asqalani dalam Al Qaul Badi no. 212 dengan sanad Hasan dengan syawahidnya.
3. Sumber: https://dorar.net/hadith/sharh/73543
Komentar
Posting Komentar