Meraih Kebahagiaan Hidup.
Semua orang menginginkan, bercita-cita mendapatkan kebahagiaan. Kebahagiaan adalah milik Allah ﷻ. Manusia berbeda-beda latar belakang, berbeda-beda cara meraih kebahagiaan. Ada yang menurut orang lain sudah bahagia ternyata belum, dan kebalikannya ada yang dianggap tidak bahagia ternyata dia tidak demikian.
Dari mana kebahagiaan bisa diperoleh?
Sebagian orang mengira kebahagiaan itu dengan banyaknya harta dan segala fasilitas, sebagian yang lain menganggapnya dengan kedudukan dan garis keturunan.
Sebagian ada yang mengejar kebahagiaan dengan menempuh perkara yang diharamkan dia mengira akan bahagia tapi ternyata tidak.
Perlu diingat bahwa kebahagiaan tidak mungkin diraih kecuali dengan bertakwa kepada Allah ﷻ yaitu dengan menaati Allah ﷻ dan menaati Rasul Nya ﷺ, serta menjauhkan diri dari maksiat dan kejelekan.
Allah ﷻ berfirman,
" يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا " [الأحزاب: 70-71].
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung. (QS. Al Ahzab:70-71)
Syaikhul Islam mengatakan,
" الإيمان بالله ورسوله هو جماع السعادة وأصلها "
"Beriman kepada Allah ﷻ dan Rasul Nya ﷺ adalah sumber dan asal dari kebahagiaan." (Fatawa syaikhul Islam)
Jadi kehidupan ini beserta isinya adalah perhiasan yang tidak ada kebahagiaan kecuali dengan takwa
Jalan menuju kebahagiaan.
Tidak ada jalan menuju kebahagiaan kecuali dengan menaati Allah ﷻ Dan siapa banyak beramal Shalih dan meninggalkan dosa dan maksiat orang tersebut akan hidup bahagia dan dekat dengan Allah ﷻ.
Allah ﷻ berfirman,
" مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً " [النحل: 97].
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An Nahl:97)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan,
" الحياة الطيبة تشمل وجوه الراحة من أي جهة كانت "
"Kehidupan yang baik meliputi wajah yang ceria dari segala sisinya." (Tafsir Ibnu Katsir)
Hal ini jika seseorang merealisasikan tauhid, hatinya bersandar kepada Khaliq, dan menyerahkan segala urusannya kepada Allah ﷻ.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan,
" التوحيد يفتح للعبد باب الخير والسرور واللذة، والفرح والابتهاج "
"Tauhid membuka bagi hamba pintu kebaikan, kegembiraan, kelezatan, kesenangan, dan suka cita " (Zaadul Ma'ad)
Kebahagiaan seseorang akan sempurna dengan dia berbuat baik kepada orang lain dengan terus menaati Allah ﷻ.
Disebutkan dalam ungkapan arab.
من أسعد الناس؟ أسعد الناس من أسعد الناس
"Siapa manusia yang paling bahagia? Manusia yang paling bahagia adalah orang yang membahagiakan orang lain."
Syaikhul Islam mengatakan,
" والسعادة في معاملة الخلق: أن تعاملهم لله فترجو الله فيهم ولا ترجوهم في الله، وتخافه فيهم ولا تخافهم في الله، وتحسن إليهم رجاء ثواب الله لا لمكافأتهم وتكف عن ظلمهم خوفاً من الله لا منهم " (فتاوى شيخ الإسلام).
"Kebahagiaan pada Bermuamalah dengan makhluk adalah engkau Bermuamalah dengan mereka karena Allah ﷻ lalu engkau mengharapkan balasan dari Allah dengan Bermuamalah dengan mereka dan tidak mengharapkan balasan dari mereka, engkau takut kepada Allah ﷻ dalam muamalah dengan mereka dan tidak takut kepada mereka, engkau berbuat baik kepada mereka dengan mengharapkan pahala dari Allah bukan semata membalas kebaikan mereka, engkau menahan diri dari menzalimi mereka karena takut kepada Allah ﷻ bukan karena takut kepada mereka." (Fatawa syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah)
Siapa saja yang telah merasakan manisnya iman, niscaya dia merasakan manisnya kebahagiaan, dia hidup dalam keadaan jiwanya lapang, hatinya tentram, dan badannya tenang.
Imam Ibnul Qayyim menceritakan, "saya mendengar syaikhul Islam mengatakan,
إن في الدنيا جنة من لم يدخلها لا يدخل جنة الآخرة، وقال لي مرة ما يصنع أعدائي بي، أنا جنتي وبستاني في صدري إن رحت فهي معي لا تفارقني " (الوابل الصيب)
"Sesungguhnya di dunia ini ada surga seseorang yang tidak bisa memasukinya dia tidak bisa masuk surga yang di akhirat. Suatu saat beliau berkata kepadaku, "Musuh-musuhku tidak akan sanggup melakukan kepadaku sedangkan surgaku dan tamannya ada di dalam hatiku jika aku istirahat surgaku bersamaku tidak berpisah denganku." (Al Wabil Ash Syayyib)
Orang yang terhalang dari kebahagiaan.
" وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا " [طه: 124] أي في شدة وضيق.
"Dan barangsiapa diperbaiki dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya segala penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari berakhir dalam keadaan buta". (QS. Thaha:124)
Maksudnya adalah berada dalam kegentingan dan kesempitan.
Bagaimana mengetahui kebahagiaan?
Seseorang yang terkumpul pada dirinya tiga hal maka dia disebut sebagai orang yang bahagia sesungguhnya, bersyukur kepada Allah ﷻ pemberi nikmat, bersabar atas ujian, dan beristighfar atas dosa yang dilakukan."
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,
" إذا أُنعم عليه شكر، وإذا ابتُلي صبر، وإذا أذنب استغفر، فإن هذه الأمور الثلاثة عنوان سعادة العبد، وعلامة فلاحه في دنياه وأخراه، ولا ينفك عبد عنها أبداً " (الوابل الصيب).
"Apabila Allah ﷻ memberinya nikmat dia bersyukur, apabila dia diberi cobaan dia bersabar, dan apabila dia terlanjur berbuat salah dia beristighfar. Karena tiga perkara ini adalah tanda kebahagiaan bagi seseorang, tanda keberuntungannya di dunia dan akhirat dan tidak mungkin terpisah selamanya pada diri hamba." (Al Wabil Ash Syayyib)
Yang pertama: bersyukur tatkala diberikan nikmat oleh Allah.
Bersyukur dengan tiga cara,
1. Bersyukur dengan hati yaitu mengakui segala kenikmatan adalah dari Allah.
وَمَا بِكُمْ مِّنْ نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ثُمَّ اِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَاِلَيْهِ تَجْـَٔرُوْنَۚ
"Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan." (QS. An Nahl:52)
2. Banyak memuji Allah ﷻ dengan lisannya.
3. Menggunakan nikmat tersebut dalam ketaatan.
Firman Allah,
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An Nahl:17)
Allah ﷻ berfirman,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Rasulullah ﷺ bersabda,
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ
"Pandanglah orang yang berada dibawah kalian, jangan memandang yang ada di atas kalian, itu lebih laik membuat kalian tidak mengkufuri nikmat Allah." [Muslim]
Kedua: bersabar ketika mendapatkan ujian.
Kesabaran terbagi menjadi tiga macam,
1. Sabar untuk menjalankan ketaatan kepada Allah ﷻ.
2. Sabar untuk meninggalkan maksiat kepada Allah ﷻ.
3. Sabar ketika mendapatkan musibah.
Rasulullah ﷺ bersabda,
وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ
Namun barangsiapa yang menahan (menjaga diri dari meminta-minta), maka Allah akan menjaganya dan barangsiapa yang meminta kecukupan maka Allah akan mencukupkannya dan barangsiapa yang mensabar-sabarkan dirinya maka Allah akan memberinya kesabaran. Dan tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas daripada (diberikan) kesabaran".
[HR. Al Bukhari no. 1379 dari shahabat Abu Sa'id Al Khudri]
Allah ﷻ berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Az Zumar:10)
Rasulullah ﷺ bersabda,
عَجَبًا لأَمْرِ المُؤْمِنِ، إنَّ أمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وليسَ ذاكَ لأَحَدٍ إلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إنْ أصابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكانَ خَيْرًا له، وإنْ أصابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ فَكانَ خَيْرًا له.
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim no. 2999 dari syuhaib bin Sinan Ar Rumi Radhiyallahu Anhu)
Ketiga: beristighfar ketika terlanjur berbuat salah.
Rasulullah ﷺ bersabda,
من أحب أن تسره صحيفته فليكثر فيها من الاستغفار
"Siapa yang senang jika catatan amalnya membuatnya bahagia maka hendaknya perbanyaklah istighfar." (Hadits dari shahabat az Zubair dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
Rasulullah ﷺ bersabda,
طوبى لمن وجد في صحيفته استغفارا كثيرا
"Alangkah beruntungnya seorang yang menjumpai pada lembaran catatan amalnya penuh dengan istighfar yang banyak." (HR. Ibnu Majah dari Abdullah bin Busr -radhiyallahu-)
Washshallahu alaa Muhammad wa ala Alihi wa shahibihi wa sallam.
Karang Lewas, Syawwal 1445 H.
Sumber:
https://kalemtayeb.com/safahat/item/46858
Komentar
Posting Komentar