Langsung ke konten utama

Sedekah Tidaklah Mengurangi Harta.


Sedekah tidaklah mengurangi harta, kalimat ini merupakan cuplikan dari hadits Nabi ﷺ dalam riwayat imam Muslim,

ما نقصت صداقة من مال

“Tidaklah sedekah itu mengurangi harta.” (HR. Muslim no. 2588)

Betapa menawannya penjelasan Nabi ini! Hanya saja kaidah Nabi ini menghujam ke dalam hati untuk mengganti darinya suatu makna yang menyelisihi gambaran secara visual yang dilihat manusia dengan perspektif material. Kita katakan kepadanya, “Sesungguhnya sedekah itu meskipun mengurangi secara materi, maka dia hakikatnya kembali kepadanya menjadi berkembang dan berkah, yang menjadikan sesuatu yang sedikit yang diberkahi menjadi lebih baik dari harta yang banyak namun tercabut keberkahannya.

Allah ﷻ berfirman,

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah:261)

Naluri dari jiwa condong mencintai harta, ditambah syaitan datang ketika seseorang berkeinginan untuk berinfak dan berderma.

Sebagaimana Allah ﷻ kabarkan,

ٱلشَّيْطَٰنُ يَعِدُكُمُ ٱلْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِٱلْفَحْشَآءِ ۖ وَٱللَّهُ يَعِدُكُم مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui. (QS. Al Baqarah:268)

Lalu dengan ayat ini menyebabkan hati dipenuhi dengan keyakinan dan keinginan untuk mendapatkan apa yang di sisi Allah ﷻ.

Bagaimana penjelasan tentang hakikat sedekah?

Sesungguhnya sedekah dan infak dalam sisi-sisi kebaikan secara umum tidaklah mengurangi harta dari setiap sisinya, dikarenakan meskipun memang harus berkurang dari suatu sisi maka niscaya bertambah dari banyak sisi yang lain, karena sesungguhnya sedekah membuat harta itu berkah dan berkembang, tertolak mara bahaya, dibukakan bagi orang yang bersedekah pintu-pintu Rizki dan sebab-sebab bertambahnya perkara-perkara yang tidak dibukakan untuk selainnya, maka apakah sisi berkurangnya harta setara dengan sebagian buah-buah yang mulia tersebut?!

Perlu dipahami bahwa bertambahnya harta dengan bersedekah terkadang dilihat dari kuantitas dan terkadang dari kualitas.

Secara kuantitas yaitu Allah ﷻ bukakan satu pintu dari pintu-pintu rezeki yang tidak terbersit tentang itu atau diringankan hutang dengan pengaturan dari Allah Ta’ala .

Secara kualitas yaitu Allah ﷻ turunkan keberkahan pada harta yang tersisa, Allah ﷻ menjaganya, Allah cukupkan untuk memenuhi kebutuhan, serta tidak dijadikan boros.

Oleh karenanya dikatakan, bahwa sedekah karena Allah ﷻ yang pada tempatnya tidak menghabiskan harta sekaligus tidak pula menguranginya berdasarkan dalil-dalil di atas, berdasarkan realita dan pengalaman. Ini semua selain ada pahala yang melimpah di sisi Allah ﷻ dan kebaikan, serta ditinggikan derajat bagi orang yang bersedekah.

Bahkan, sampai-sampai diantara bentuk keberkahan padanya, dicegah kerusakannya, diganti dengan sesuatu yang lebih pantas, lebih bermanfaat, lebih banyak, dan lebih baik.

وما أنفقتم من شيء فهو يخلفه

Atau di akhirat dengan berlimpah dan berlipat pahala atau pada keduanya! Dan ini menutup segala bentuk kekurangan, bahkan dijumpai pada sebagian orang yang sempurna dalam bersedekah bahwa dia bersedekah lalu tidak mendapati di dalamnya suatu kekurangan!

Berkata Al Fakihani, “Telah mengabarkan kepadaku seorang yang aku percaya bahwa dirinya bersedekah dari 20 dirham dengan 1 dirham, lalu dia menimbangnya lalu tidak berkurang! Beliau berkata, dan aku terjadi pada diriku.”

Sedekah terkadang menjadi suatu sebab Allah ﷻ menghindarkan diri seseorang dari beragam musibah dan penyakit.

Imam adz Dzahabi membawakan sebuah kisah, “bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Ibnul Mubarak rahimahullah mengenai bisul yang keluar dari lututnya semenjak tujuh tahun lamanya, dan dia telah berusaha mengobatinya dengan berbagai macam pengobatan, dan konsultasi dengan para dokter, namun tidak bermanfaat!

Maka beliau berkata kepadanya, “pergilah, lalu galilah sebuah sumur di suatu tempat yang manusia membutuhkan air, maka sungguh aku berharap di sana akan keluar sumber air, dan menahan darah darimu. Lalu diapun mengerjakannya lalu dia sembuh.”

Kisah-kisah yang demikian cukup banyak.

Secara makna, diantara buah sedekah yang paling besar adalah sedekah bisa menghapuskan kesalahan dan kejelekan.

اِنۡ تُبۡدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِىَۚ وَاِنۡ تُخۡفُوۡهَا وَ تُؤۡتُوۡهَا الۡفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيۡرٌ لَّكُمۡؕ وَيُكَفِّرُ عَنۡكُمۡ مِّنۡ سَيِّاٰتِكُمۡؕ وَاللّٰهُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِيۡرٌ‏

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Baqarah ayat 271)

 Disebutkan oleh shahabat Ibnu Abbas, “Sedekah itulah yang menghapuskan kesalahan.”

Ar Razi mengatakan, “Ketahuilah bahwa pengikat-pengikat kebaikan berdasarkan jumlahnya yang banyak terbatasi pada dua perkara; jujur terhadap kebenaran dan berakhlak terhadap makhluk, dan yang berkaitan dengan makhluk terbagi dua; menyampaikan manfaat kebaikan kepada mereka dan mencegah bahaya dari mereka.” Dalam ayat diatas terdapat isyarat menyampaikan manfaat kepada mereka.

Dan isyarat mencegah bahaya dari mereka. Maka masuk kedalam dua kalimat ini seluruh macam kebaikan dan amalan kebajikan.

Kaidah ini secara asal berbicara berkaitan dengan harta, namun secara realita bisa berkaitan dengan seorang yang Allah ﷻ anugerahkan kepadanya ilmu lalu dia menyampaikan kepada manusia.

Sebagaimana perkataan imam Ibnul Qayyim rahimahullah, “

Kesimpulan:

1. Diantara faidah sedekah adalah bahwa sedekah bisa mengembangkan harta, memberkahinya, mencegah mara bahaya, dan membuahkan pahala bagi orangnya.

2. Telah terbukti secara nyata berdasarkan percobaan dan kenyataan bahwa sedekah bisa mencegah dan mengangkat berbagai macam bala bencana.

3. Sedekah merupakan lafadz umum mencakup semua infak dari apa yang telah Allah ﷻ anugerahkan kepada seorang insan berupa harta, ilmu, kedudukan, atau apapun manfaat kebaikan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suwargo Nunut Neroko Katut

Suwargo Nunut Neroko Katut admin 28 Juni 2015 | 4.884 | 1 | Suwargo Nunut Neroko Katut Kaum muslimin yang berbahagia rahimani wa rahimakumullah , di tengah-tengah masyarakat jawa ada sebuah ungkapan yang cukup masyhur dan oleh sebagian masyarakat jawa ungkapan ini sudah menjadi sebuah falsafah yang mereka anut. Sebuah ungkapan yang menjelaskan apabila ada seseorang yang nantinya masuk surga maka anggota keluarganya seperti anak, istri, dan orang tua bisa turut ikut masuk ke dalam surga. Demikian juga apabila ada seseorang yang nantinya masuk neraka maka anggota keluarganya seperti anak, istri, dan orang tua bisa ikut masuk ke dalam neraka. Ungkapan yang dimaksud berbunyi, “Suwargo Nunut Neroko Katut,” yang kurang lebih artinya adalah surga bisa ikut numpang dan neraka bisa ikut terbawa yang maksudnya adalah seseorang bisa ikut terbawa masuk ke dalam surga atau neraka disebabkan kelua...

Urgensi Beriman Kepada Hari Akhir Dan Pengaruhnya Terhadap Pribadi Seseorang

Urgensi Beriman Kepada Hari Akhir Dan Pengaruhnya Terhadap Pribadi Seseorang. Beriman Kepada Hari Akhir merupakan perkara yang sangat penting bagi seorang muslim yang demikian dikarenakan beberapa alasan sebagai berikut: 1. Beriman kepada hari akhir merupakan satu diantara rukun iman yang enam. 2. Beriman kepada hari akhir merupakan bagian dari keyakinan pokok islam yang mana bangunan akidah dibangun diatasnya setelah permasalahan keesaan Allàh. 3. Beriman kepada hari akhir dan tanda-tandanya termasuk beriman kepada perkara ghaib yang tidak bisa ditangkap oleh akal dan tidak ada cara untuk mengetahuinya kecuali dengan dalil wahyu (al Quran dan as Sunnah) 4. Iman kepada hari akhir seringkali digandengkan dengan iman kepada Allàh. Seperti dalam surat al Baqarah ayat 177, لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَ الْمَغْرِبِ وَلٰـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ َ Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke ara...

Keutamaan Shalat Berjamaah

  إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له.  وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله،  وصلى الله على محمد وعلى آله وصحبه   وَبَارك وسلم. أمَّا بَعْدُ : فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ عز وجل فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قال الله تعالى: {يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱلَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَ لَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ} Maasyiral muslimin -rahimakumullah-, marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah, marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Nya, semoga shalawat dan salam akan senantiasa terlimpah kepada Nabi Nya yang mulia, nabi kita Muhammad -shallallahu alaihi wa sallam-, kepada keluarganya, para shahabatnya, para pengikutnya, dan kaum muslimin hingga akhir zaman nanti.  Kaum muslimin -rahimakumullah-, shalat berjamaah merupakan...