Akidah yang lurus merupakan pondasi yang agama itu tegak di atasnya dan amal ibadah akan menjadi sah dengannya.
Allah ﷻ berfirman,
فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
(QS. Al Kahfi:110)
Ayat yang mulia ini demikian juga ayat-ayat yang lainnya menjelaskan bahwa amalan tidak akan diterima kecuali apabila bersih dari kesyirikan, dari sini perhatian para rasul itu yang pertama kali adalah memperbaiki akidah, perkara yang pertama kali mereka seru kepada kaumnya adalah beribadah hanya kepada Allah ﷻ semata dan meninggalkan peribadahan selain Nya.
Allah ﷻ berfirman,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَ
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu"
(QS. An Nahl:36)
Dengan akidah seseorang menjalankan agamanya, akidah adalah amalan hati yaitu keimanan dan kepercayaan hati terhadap sesuatu yang cakupannya adalah enam rukun iman iman kepada Allah ﷻ, iman kepada malaikat, iman kepada kitab, iman kepada Rasul, iman kepada hari akhir, dan iman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
Dan akidah yang lurus ini berdasarkan Al Quran dan as Sunnah.
Penyimpangan dari akidah yang lurus merupakan kebinasaan dan kesia-siaan, dikarenakan akidah lurus ini menjadi faktor pendorong yang kuat kepada amal yang bermanfaat. Individu yang tidak memiliki akidah yang lurus dia menjadi pribadi yang diliputi kebingungan dan keragu-raguan yang terkadang menumpuk pada dirinya sehingga terhalang darinya cara pandang yang benar terhadap kebahagiaan hidup, sampai-sampai dia mengalami kehidupan yang sempit kemudian dia berusaha terlepas dari keadaan ini dan tidak jarang dengan cara mengakhiri hidupnya sebagaimana ini adalah sebuah realita yang ada dari kebanyakan individu yang kehilangan petunjuk akidah yang benar. Masyarakat yang tidak dipengaruhi oleh akidah yang benar laksana masyarakat yang hidup seperti binatang yang kehilangan konsep hidup yang bahagia sekalian masyarakat tersebut memiliki kehidupan materi yang sejatinya menghantarkan mereka kepada kehancuran sebagaimana hal ini bisa disaksikan di masyarakat kafir. Karena kemajuan materi ini sangat membutuhkan tauhid dan petunjuk supaya mendapat manfaat pada kekhususannya dan manfaat-manfaatnya dan itu tidak mungkin kecuali dengan akidah yang lurus.
Sebagaimana Allah ﷻ firmankan,
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya,
Buatlah baju-baju besi besar dan ukurlah anyamannya serta kerjakanlah amal saleh. Sesungguhnya Aku Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Bagi Sulaiman (Kami tundukkan) angin yang (jarak tempuh) perjalanannya pada waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya pada waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) serta Kami alirkan cairan tembaga baginya. Sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya dengan izin Tuhannya. Siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab (neraka) Sa‘ir (yang apinya menyala-nyala).
(QS. Saba':10-13)
Maka kekuatan akidah wajib tidak boleh terpisahkan dari kekuatan materi, jika terpisah dengan sebab penyimpangan Akidah yang batil, maka kekuatan materi ini hanya menjadi penghantar kepada kehancuran dan kemunduran, sebagaimana realita yang ada pada hari ini di negeri kafir yang memiliki materi namun tidak memiliki akidah yang benar.
Penyimpangan Akidah dan penyebabnya.
Wajib kita mengetahui penyebab penyimpangan akidah yang lurus, diantaranya adalah:
1. Ketidaktahuan terhadap akidah yang benar.
Hal ini disebabkan berpaling dari mempelajarinya dan mengajarkannya atau minimnya perhatian terhadap masalah akidah, sehingga tumbuh generasi yang tidak mengenal akidah ini, tidak pula mengetahui apa saja yang menyelisihi dan kebalikannya, sehingga meyakini bahwa kebenaran adalah suatu kebatilan dan kebatilan adalah suatu hal yang benar.
Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu mengatakan, "Ikatan Islam semakin terlepas satu ikatan demi ikatan hanya saja apabila tumbuh di dalam Islam seorang yang tidak mengenali perkara jahiliah."
2. Fanatik terhadap nenek moyang dan berpegang teguh dengannya meskipun itu adalah kebatilan dan meninggalkan yang menyelisihinya meskipun itu benar.
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّبِعُوْا مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ قَالُوْا بَلْ نَتَّبِعُ مَآ اَلْفَيْنَا عَلَيْهِ اٰبَاۤءَنَاۗ اَوَلَوْ كَانَ اٰبَاۤؤُهُمْ لَا يَعْقِلُوْنَ شَيْـًٔا وَّلَا يَهْتَدُوْنَ ١٧٠
Apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab, “Tidak. Kami tetap mengikuti kebiasaan yang kami dapati pada nenek moyang kami.” Apakah (mereka akan mengikuti juga) walaupun nenek moyang mereka (itu) tidak mengerti apa pun dan tidak mendapat petunjuk? (QS. Al Baqarah:170)
3. Ikut-ikutan dengan mengambil perkataan manusia dalam hal akidah tanpa mau tahu dalilnya dan kesahihannya.
4. Ghuluw atau berlebihan terhadap para wali dan orang shalih yaitu dengan mengangkat mereka pada derajat ketuhanan.
5. Lalai dari mentadaburi ayat-ayat Allah ﷻ secara kauni dan ayat-ayat Nya di dalam Al Quran
6. Pada umumnya rumah kosong dari nilai-nilai akidah dan petunjuk yang benar.
Nabi ﷺ bersabda, "Setiap anak terlahir di atas fitrah, maka kedua orangtuanya yang menyebabkan dia menjadi Yahudi, Nasrani, atau majusi." (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Kedua orangtua memiliki peran yang besar dalam rangka meluruskan arah hidup anak.
7. Dibatasinya sarana pendidikan dan pengetahuan di kebanyakan negara Islam dari menunaikan urgensi akidah. Dimana kurikulum pendidikan di banyak negara tidak memberikan perhatian kepada masalah agama.
Solusi atas permasalahan penyimpangan akidah.
Diantara yang paling pokok adalah:
1. Kembali kepada kitabullah dan kepada Sunnah Rasul Nya untuk mengambil keyakinan yang benar darinya.
2. Memberikan perhatian yang besar dalam pengajaran akidah yang sahih pada setiap jenjang pendidikan.
3. Menetapkan kurikulum yang benar dari sumber yang murni dan menjauhkan dari sumber yang menyimpang.
4. Ditegakkan nya dakwah dari para dai yang mengadakan perbaikan mengajarkan akidah yang sahih dan membantah kesesatan dan penyimpangan.
Sumber: aqidah tauhid Syaikh Shaleh Al Fauzan -hafizhahullahu-
Komentar
Posting Komentar