Maasyiral muslimin rahimakumullah..
Shalat memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam, shalat menjadi identitas seorang muslim. Shalat merupakan sebaik-baik amal shaleh, perkara yang pertama kali akan ditanyakan pada hari kiamat adalah masalah shalatnya.
Maasyiral muslimin rahimakumullah..
Marilah kita sejenak renungkan firman Allah Ta'ala berikut ini:
{فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا}
"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan," (QS. Maryam:59)
Apabila kita melihat realita yang ada kita saksikan demikian, banyak orang yang meremehkan permasalahan shalat ini.
Hasil survei Indonesia Moslem Report pada tahun 2019 menunjukkan bahwa umat Islam yang selalu melaksanakan salat 5 waktu baik sendirian atau pun berjamaah baru mencapai 38,9% atau 4 dari 10 orang saja. Padahal negeri kita adalah negeri dengan penduduk muslim terbesar di asia tenggara. Mengacu data demografis, memang benar bahwa penduduk muslim Indonesia saat ini mayoritas, mencapai 229,62 juta jiwa atau sekitar 87,2% dari total populasi Indonesia yang berjumlah 269,6 juta jiwa.
Diantara bentuk tanggung jawab terbesar orang tua terutama seorang kepala keluarga adalah memerintahkan keluarganya untuk mengerjakan shalat, dia berkewajiban mendidik anak dan istrinya permasalahan shalat, dan menjadikan shalat adalah prioritas dirinya.
Allah ﷻ berfirman,
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ ْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
"Perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan bersabarlah dengan sungguh-sungguh dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki Anda. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Kesudahan (yang baik di dunia dan akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa." (QS. Thaha:132)
Syariat-syariat Islam selayaknya diperkenalkan dan diajarkan kepada anak-anak secara bertahap dan berkesinambungan sehingga memudahkan mereka, mengajarkannya dimulai sebelum syariat tersebut diwajibkan bagi mereka, anak-anak mereka lahir dalam keadaan belum bisa menalar apapun, pengetahuan mereka tumbuh dengan perhatian dan pengajaran dari orang sekitarnya secara khusus adalah orang tuanya.
Rasulullah ﷺ bersabda,
مُروا أولادَكم بالصلاةِ وهم أبناءُ سبعِ سنينَ واضربوهُم عليها وهمْ أبناءُ عشرٍ وفرِّقوا بينهُم في المضاجعِ
Perintahkan anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya."
(HR. Abu Dawud dari Kakek Amr bin Syuaib, dinyatakan hadits Hasan shahih oleh Al Albani rahimahullah dalam shahih abu Dawud no. 495)
hadits ini menjelaskan agungnya kadar shalat dan perhatian terhadapnya serta disyariatkannya memukul anak karena meremehkan shalat ketika mereka sampai umur 10 tahun.
Terdapat anjuran untuk mengajari anak perkara yang bermanfaat bagi mereka dan memperbaiki mereka.
Anjuran untuk menutup celah fitnah antara laki-laki dan perempuan
Diantara perkara yang banyak diremehkan oleh kebanyakan orang tua adalah pendidikan anak, mengarahkan mereka, dan menasehati mereka. Tentunya mendidik mereka bukan hanya ketika ada kesalahan saja. Bahkan hendaknya dimulai sedini mungkin untuk menunjukkan akan semangat dan rasa perhatian orang tua terhadap mereka, hal ini akan lebih mudah diterima oleh mereka, dan tidak boleh berdalih mereka masih kecil yang belum paham
Disyariatkannya menasehati anak-anak dan memberikan arahan baik kepada mereka meskipun mereka masih kecil.
Memperhatikan tahapan-tahapan perkembangan mereka dalam mendidik.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu (dan anakmu) dan istrimu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim [66]: 6)
Berkaitan dengan ayat ini shahabat ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,
أدبوهم وعلموهم
“Didiklah dan ajarkanlah mereka (perkara agama).”
Komentar
Posting Komentar