Langsung ke konten utama

Tidak boleh membahayakan diri dan orang lain

 Kaidah ke-9

"Tidak boleh melakukan tindakan bahaya dan membahayakan."


Kita akan berbicara tentang sebuah hadits yang menjadi sebuah kaidah yang mulia yang mencakup segala kebaikan, mencegah segala bentuk keburukan. Ulama ahli fikih menganggapnya sebagai kaidah agama yang sangat penting. 

Sampai-sampai imam Abu Dawud rahimahullah mengatakan, "Fikih berputar pada lima hadits, dan diantaranya adalah hadits,

لا ضرر ولا ضار

"Tidak boleh melakukan tindakan bahaya dan membahayakan."

Nabi ﷺ menafikan segala macam bahaya dengan tanpa hak.

Macam-macam bahaya:

Bahaya terbagi dua yaitu bahaya yang tujuannya memang untuk merugikan orang lain maka ini diharamkan, kedua yang memiliki tujuan yang dibenarkan secara syar'i.

Macam pertama contohnya:

1. Dalam masalah wasiat.

2. Rujuk dalam masalah pernikahan 

3. Saling melaknat 

Dalam masalah sepersusuan 

4. Dalam jual beli 

Walhasil kesimpulannya adalah bahwa tindakan membahayakan itu diharamkan, tidak boleh melakukannya, karena yang seharusnya menjadi tujuan bagi seseorang adalah memberikan manfaat kebaikan kepada makhluk, serta berbuat kebaikan kepada mereka. Ini merupakan bentuk kasih sayang yang dengannya Nabi Muhammad ﷺ diutus. Firman Nya,

"وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ" 

"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam" 

(Surat Al-Anbiya' ayat 107)

Maka berdasarkan hal ini kita sampaikan beberapa poin:

1. Kapan saja muncul hal bahaya maka wajib di hilangkan dan kapan saja muncul hal yang membahayakan maka wajib dihilangkan, dan seseorang yang dengan sengaja membahayakan orang lain dengan tanpa hak maka diberi sanksi.

2. Bahaya (kerugian) diangkat. Seperti mengembalikan barang yang telah dibeli ketika terdapat cacat di sana.

3. Larangan membalas melebihi batas semestinya.

4. Tidak menyerahkan pengelolaan suatu kepemilikan seseorang ketika dipandang akan merugikan orang lain dari sesuatu yang tidak biasanya.


Kesimpulan kaidah:

1. Syariat Islam dibangun diatas prinsip memunculkan maslahat bagi para hamba dan mencegah bahaya dari mereka.

2. Sekiranya hanya memunculkan rasa bersalah dikarenakan berbuat keburukan dengan memberikan gangguan kepada orang lain maka sebenarnya itu sudah cukup menjadi peringatan.

3. Bahaya atau gangguan yang paling mengerikan tatkala itu mengenai orang yang memiliki hubungan kekerabatan seperti istri atau saudara.

4. Orang-orang yang tidak senang di kehidupan ini adalah mereka yang tidak meresa nyaman melainkan di atas air mata orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suwargo Nunut Neroko Katut

Suwargo Nunut Neroko Katut admin 28 Juni 2015 | 4.884 | 1 | Suwargo Nunut Neroko Katut Kaum muslimin yang berbahagia rahimani wa rahimakumullah , di tengah-tengah masyarakat jawa ada sebuah ungkapan yang cukup masyhur dan oleh sebagian masyarakat jawa ungkapan ini sudah menjadi sebuah falsafah yang mereka anut. Sebuah ungkapan yang menjelaskan apabila ada seseorang yang nantinya masuk surga maka anggota keluarganya seperti anak, istri, dan orang tua bisa turut ikut masuk ke dalam surga. Demikian juga apabila ada seseorang yang nantinya masuk neraka maka anggota keluarganya seperti anak, istri, dan orang tua bisa ikut masuk ke dalam neraka. Ungkapan yang dimaksud berbunyi, “Suwargo Nunut Neroko Katut,” yang kurang lebih artinya adalah surga bisa ikut numpang dan neraka bisa ikut terbawa yang maksudnya adalah seseorang bisa ikut terbawa masuk ke dalam surga atau neraka disebabkan kelua...

Urgensi Beriman Kepada Hari Akhir Dan Pengaruhnya Terhadap Pribadi Seseorang

Urgensi Beriman Kepada Hari Akhir Dan Pengaruhnya Terhadap Pribadi Seseorang. Beriman Kepada Hari Akhir merupakan perkara yang sangat penting bagi seorang muslim yang demikian dikarenakan beberapa alasan sebagai berikut: 1. Beriman kepada hari akhir merupakan satu diantara rukun iman yang enam. 2. Beriman kepada hari akhir merupakan bagian dari keyakinan pokok islam yang mana bangunan akidah dibangun diatasnya setelah permasalahan keesaan Allàh. 3. Beriman kepada hari akhir dan tanda-tandanya termasuk beriman kepada perkara ghaib yang tidak bisa ditangkap oleh akal dan tidak ada cara untuk mengetahuinya kecuali dengan dalil wahyu (al Quran dan as Sunnah) 4. Iman kepada hari akhir seringkali digandengkan dengan iman kepada Allàh. Seperti dalam surat al Baqarah ayat 177, لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَ الْمَغْرِبِ وَلٰـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ َ Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke ara...

Keutamaan Shalat Berjamaah

  إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له.  وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله،  وصلى الله على محمد وعلى آله وصحبه   وَبَارك وسلم. أمَّا بَعْدُ : فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ عز وجل فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قال الله تعالى: {يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱلَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَ لَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ} Maasyiral muslimin -rahimakumullah-, marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah, marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Nya, semoga shalawat dan salam akan senantiasa terlimpah kepada Nabi Nya yang mulia, nabi kita Muhammad -shallallahu alaihi wa sallam-, kepada keluarganya, para shahabatnya, para pengikutnya, dan kaum muslimin hingga akhir zaman nanti.  Kaum muslimin -rahimakumullah-, shalat berjamaah merupakan...