Allah ﷻ, Dialah yang kita menyandarkan segala urusan kita kepada Nya, baik yang kecil maupun yang besar, karena Allah ﷻ apabila tidak memudahkan urusan kita maka tidak akan mungkin dimudahkan urusan tersebut. Diantara sebab dimudahkan urusan adalah dengan tawakal kepada Allah ﷻ, terlebih disaat kondisi sulit dan kritis, penuh kekhawatiran, dan bertambah permasalahan, maka tidak ada untuk bersandar kecuali Allah ﷻ , maka wajib bagi kita bertawakal kepada Allah ﷻ dan menyerahkan urusan kita kepada Allah sehingga Allah ﷻ mencukupi keperluan kita dan menerima amal ibadah kita.
Perlu selalu diingat bahwa Allah ﷻ tidak dihinggapi rasa kantuk dan tidak tidur.
Allah ﷻ berfirman,
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهٖۗ وَكَفٰى بِهٖ بِذُنُوْبِ عِبَادِهٖ خَبِيْرًا ۚ
"Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya." (QS. Al Furqan:58)
Tawakal secara bahasa adalah berserah diri.
Adapun secara istilah syar'i bermakna menyandarkan hati kepada Allah ﷻ untuk mendapatkan apa yang bermanfaat dan menolak apa yang membahayakan. Tawakal merupakan salah satu diantara ibadah. Dan tawakal itu wajib. Tawakal ini tidak menafikan untuk mengambil sebab, tidak bertentangan dengan usaha keras seseorang. bahkan tawakal dengan usaha menjadi satu kesatuan secara sempurna.
Dalam ayat mulia ini Allah ﷻ mengkhususkan sifat hidup, hal ini mengisyaratkan bahwa Dzat yang Maha hidup Dialah yang dapat dipercaya untuk memperoleh kemaslahatan. Tidak ada kehidupan secara terus menerus melainkan hanya milik Allah ﷻ. Adapun makhluk-makhluk yang kehidupan mereka terputus sesungguhnya mereka apabila telah mati hilanglah orang-orang yang bersandar kepada mereka. Seseorang sudah seharusnya hanya percaya kepada Allah ﷻ, karena bertawakal kepada selain Allah ﷻ meskipun terkadang memberikan manfaat tetapi tidak akan langgeng.
Ayat yang mulia ini menjelaskan bahwa terdapat penetapan sifat hidup yang sempurna bagi Allah ﷻ, secara bersamaan ditiadakan sifat kematian dari Nya.
Hendaknya kita menyerahkan segala urusan kita kepada Allah ﷻ Dzat yang Maha hidup yang tidak akan mati selama-lamanya, Allah ﷻ berfirman,
هُوَ ٱلْأَوَّلُ وَٱلْءَاخِرُ وَٱلظَّٰهِرُ وَٱلْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
"Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al Hadid:3)
Kesimpulan:
1. Diantara buah manis keyakinan adalah sikap tawakal.
2. Tawakal kepada Allah ﷻ adalah seseorang bersandar kepada Allah ﷻ secara zhahir dan bathin untuk mendapatkan kemanfaatan dan menolak bahaya.
(وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ)
"Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." (QS. Ath Thalaq:3)
Allah ﷻ yang mencukupi kita, apabila kita menyerahkan urusan kepada Allah ﷻ, maka Allah ﷻ mencukupi segala sesuatu. Namun apabila kita bertawakal kepada selain Allah ﷻ niscaya Allah ﷻ akan menyerahkan kita kepadanya, dan pasti kita akan mengalami kekecewaan dan urusan kita tidak akan terwujud.
3. Tawakal tidak menafikan usaha, bahkan tawakal dan usaha adalah satu kesatuan utuh.
4. Siapa saja yang bertawakal kepada selain Allah ﷻ, maka sungguh dia akan hilang, karena dia akan mati.
Sebagaimana Firman Nya,
{كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلا وَجْهَهُ}
"Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah." (QS. Al Qashash:88)
5. Seorang hamba diperintahkan untuk banyak bertasbih memuji Allah ﷻ.
6. Allah ﷻ mengetahui dosa-dosa yang dilakukan hamba Nya dan Dialah yang akan membalasnya.
Purwokerto, Jumat, 3 Rajab 1446 H/3 Januari 2025
Komentar
Posting Komentar