Maasyiral muslimin rahimakumullah, patut untuk kita selalu bersyukur memuji Allah ﷻ atas segala nikmat dan karunia-Nya kepada kita, sesungguhnya segala nikmat Allah ﷻ diperuntukkan untuk manusia.
Diantara nama Allah ﷻ yang maha indah adalah Ar Rahman Yang Maha pengasih, Dzat yang maha sempurna pemilik kasih sayang yang sangat luas terhadap para hamba Nya.
Disebutkan dalam sebuah hadits Dari Salmān Al-Fārisi -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda,
«إِنَّ للهِ تعالى مئةُ رحمةٍ فمنها رحمةٌ يَتَرَاحَمُ بها الخَلْقُ بَيْنَهُمْ، وتِسْعٌ وتِسْعُونَ لِيَومِ القِيَامَةِ».
"Sesungguhnya Allah ﷻ mempunyai seratus rahmat, satu di antaranya adalah rahmat yang menjadikan makhluk itu saling menyayangi. Dan yang sembilan puluh sembilan akan diberikan pada hari kiamat."
Perhatikan hadits berikut, Dari Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu , beliau menuturkan:
ﻗﺪﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳﺒﻲ، ﻓﺈﺫﺍ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﺒﻲ ﻗﺪ ﺗﺤﻠﺐ ﺛﺪﻳﻬﺎ ﺗﺴﻘﻲ، ﺇﺫﺍ ﻭﺟﺪﺕ ﺻﺒﻴﺎً ﻓﻲ
ﺍﻟﺴﺒﻲ ﺃﺧﺬﺗﻪ، ﻓﺄﻟﺼﻘﺘﻪ ﺑﺒﻄﻨﻬﺎ ﻭﺃﺭﺿﻌﺘﻪ، ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻨﺎ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : (ﺃﺗﺮﻭﻥ ﻫﺬﻩ ﻃﺎﺭﺣﺔ ﻭﻟﺪﻫﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺭ ). ﻗﻠﻨﺎ: ﻻ، ﻭﻫﻲ ﺗﻘﺪﺭ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻻ ﺗﻄﺮﺣﻪ، ﻓﻘﺎﻝ: (ﻟﻠﻪ ﺃﺭﺣﻢ ﺑﻌﺒﺎﺩﻩ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺑﻮﻟﺪﻫﺎ
Rasulullah ﷺ kedatangan rombongan tawanan perang. Di tengah-tengah rombongan itu ada seorang ibu yang sedang mencari-cari bayinya.
Tatkala dia berhasil menemukan seorang bayi di antara tawanan itu, maka dia pun memeluknya erat-erat ke tubuhnya dan menyusuinya.
Rasulullah ﷺ bertanya kepada kami,
“Apakah menurut kalian ibu ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?”
Kami menjawab, “Tidak mungkin, demi Allah. Sementara dia sanggup untuk mencegah bayinya terlempar ke dalamnya.”
Maka Rasulullah ﷺ bersabda,
“Sungguh Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini kepada anaknya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Kasih sayang Allah ﷻ meliputi segala sesuatu, sebagaimana Allah ﷻ nyatakan dalam firman Nya,
وَرَحْمَتِى وَسِعَتْ كُلَّ شَىْءٍ ۚ
"Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu." (QS. Al A'raaf:156)
Maasyiral muslimin rahimakumullah, diantara Rahmat Allah ﷻ adalah Al Quranul Karim bahkan Al Quran adalah nikmat Allah ﷻ yang sangat agung, di dalam surat Yunus ayat 57 disebutkan,
( يا أيها الناس قد جاءتكم موعظة من ربكم وشفاء لما في الصدور وهدى ورحمة للمؤمنين )
"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Yunus:57)
Maasyiral muslimin rahimakumullah, diawal surat Ar Rahman, sebelum Allah ﷻ menyebutkan berbagai nikmat Nya kepada manusia dan jin, Allah ﷻ menyebutkan nikmat pengajaran Al Quran pertama setelah disebutkan nama Allah ﷻ Ar Rahman.
Dia ﷻ berfirman,
٤- ﴿ٱلرَّحْمَٰنُ (١) عَلَّمَ ٱلْقُرْءَانَ (٢) خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ (٣) عَلَّمَهُ ٱلْبَيَانَ﴾
(Tuhan) Yang Maha Pemurah,
Yang telah mengajarkan al Quran.
Dia menciptakan manusia. (QS. Ar Rahman:1-3)
Surat yang mulia nan agung ini Allah awali dengan (salah satu) Nama-Nya, yaitu ar-Rahman (Yang Maha Pengasih), yang menunjukkan betapa luas rahmat dan pemberian-Nya, serta betapa melimpah kebaikan dan karunia-Nya. Kemudian Allah ﷻ menyebutkan apa yang menunjukkan rahmat-Nya serta pengaruh yang Allah berikan kepada para hamba berupa nikmat duniawi, agama, dan akhirat. Setelah Allah menyebutkan segala macam dan jenis kenikmatan-Nya, selanjutnya Dia ﷻ memperingatkan jin dan manusia untuk bersyukur kepada-Nya, dengan berfirman,
فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Didalamnya Allah ﷻ ulang-ulang sebanyak 31 kali.
Allah ﷻ menyebutkan bahwa Dia “(Yang Maha Pemurah Yang telah mengajarkan al Quran)
Karena surat ini menyebutkan berbagai kenikmatan yang diberikan Allah ﷻ bagi hamba-hamba-Nya, maka Allah mendahulukan kenikmatan yang paling agung, yang paling bermanfaat, dan paling berguna yaitu kenikmatan pengajaran al-Qur’an; kerena al-Qur’an adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.
Allah ﷻ berfirman,
﴿ إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ ﴾
"Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar" (QS. Al Isra:9)
Selain itu Al Quran merupakan kitab yang penuh berkah, sebagaimana firman Allah ﷻ,
﴿ كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ ﴾
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran." (QS. Shad:29)
Membaca Al Quran merupakan perniagaan yang tidak ada kata rugi, Allah ﷻ berfirman,
﴿ إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ ﴾
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi," (QS. Fathir:29)
Sabda Nabi ﷺ,
«الماهر بالقرآن مع السفر الكرام البررة، والذي يقرأ القرآن ويتعتع فيه وهو عليه شاق له أجران»[1].
“Orang yang lancar membaca Al-Qur’an akan bersama malaikat utusan yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan tersendat-sendat lagi berat, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Muslim)
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah ﷺ bersabda:
«من قرأ حرفًا من كتاب الله فله به حسنة، والحسنة بعشر أمثالها، لا أقول: ألم حرف بل ألف حرف ولام حرف وميم حرف»
“Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. At Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
Rasulullah ﷺ bersabda,
«اقرؤوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعًا
لأصحابه»[5].
: “Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim).
Dan sabda Nabi ﷺ,
قال: «يقال لصاحب القرآن: اقرأ وارتق ورتل كما كنت ترتل في الدنيا، فإن منزلك عند آخر آية تقرؤها»[10].
Dikatakan kepada orang yang membaca (menghafalkan) al-Qur’an nanti, ‘Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau di dunia mentartilnya! Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca (hafal).”
(HR. imam Abu Dawud dalam Sunannya no. 1464 dan imam Tirmidzi dalam sunan at-Tirmidzi, no. 2914, dan Ibnu Hibbân no. 1790 dari jalan ‘Âshim bin Abi Najûd dari Zurrin dari Abdullah bin ‘Amru secara marfu’.)
Tilawah Al Qur’an ada dua jenis, yaitu tilawah lafdziyyah dan tilawah hukmiyyah.
Rasulullah ﷺ bersabda,
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَه
“Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Rasulullah ﷺ juga bersabda,
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang lancar membaca Al-Qur’an akan bersama malaikat utusan yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan tersendat-sendat lagi berat, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Muslim)
Masih banyak dalil-dalil lainnya yang menjelaskan tentang keutamaan membaca Al-Qur’an. Khususnya di bulan Ramadan ini, marilah kita memperbanyak tilawah jenis pertama ini. Dahulu para salafus shalih sangat bersemangat untuk memperbanyak bacaan Al-Qur’an baik di dalam ataupun di luar shalat.
Para shalafus shalih menjalani berbagai tahapan dalam berinteraksi dengan Al Qur’an. Mereka mempelajari, membenarkan, dan merealisasikan hukumnya secara nyata. Semua itu lahir dari akidah yang kokoh dan keyakinan yang benar terhadap Al-Qur’an.
Abu ‘Abdirrahman as-Sulami rahimahullah berkata, “Kami diberitahu oleh orang-orang yang membacakan Al-Qur’an kepada kami seperti ‘Utsman bin ‘Affan, ‘Abdullah bin Mas’ud, dan yang lainnya bahwa jika mereka mempelajari Al-Qur’an dari Nabi sebanyak sepuluh ayat, maka mereka tidak melewatinya sampai mereka mempelajari kandungannya berupa ilmu dan amal. Mereka berkata,
فتعلم القرآن و العلم و العمل جميعًا
“Mempelajari Al-Qur’an, ilmu, dan amal bersamaan secara keseluruhan. “
Mengapa nikmat belajar Al Quran didahulukan daripada nikmat-nikmat Allah ﷻ yang lainnya?
Allah ﷻ dalam surat Ar Rahman mengiringkan nikmat mempelajari Al Quran dengan penciptaan manusia,
Allah ﷻ berfirman,
﴿ٱلرَّحْمَٰنُ (١) عَلَّمَ ٱلْقُرْءَانَ (٢) خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ (٣) عَلَّمَهُ ٱلْبَيَانَ﴾
Dikarenakan asal dari segala nikmat kembali kepada manusia, didahulukan sesuatu yang seharusnya didahulukan karena itu yang paling agung. (Al Alusi:14/99)
أتبع سبحانه نعمة تعليم القرآن بخلق الإنسان؛ فقال تعالى: ﴿خلق الإنسان﴾؛ لأن أصل النعم عليه، وإنما قدم ما قدم منها لأنه أعظمها. [الألوسي:١٤/٩٩]
السؤال: لماذا قدم نعمة تعليم القرآن على غيرها من النعم؟
٥- ﴿عَلَّمَ ٱلْقُرْءَانَ﴾
Tatkala surat Ar Rahman ini menyebutkan berbagai nikmat Allah ﷻ yang Dia berikan kepada hamba-hamba-Nya, Allah ﷻ dahulukan nikmat yang itu merupakan nikmat yang paling mulia kadarnya, paling banyak manfaatnya, paling sempurna faidahnya, dan paling agung , yaitu nikmat pengajaran Al Quran, karena nikmat ini adalah muara kebahagiaan dua negeri negeri dunia dan akhirat,
ولما كانت هذه السورة لتعداد نعمه التي أنعم بها على عباده قدم النعمة التي هي أجلها قدرا، وأكثرها نفعا، وأتمها فائدة، وأعظمها عائدة؛ وهي نعمة تعليم القرآن؛ فإنها مدار سعادة الدارين، وقطب رحى الخيرين، وعماد الأمرين. [الشوكاني:٥/١٣١]
السؤال: لماذا بدأت سورة الرحمن ببيان تعليم القرآن؟
ابتداء الرحمن بذكر نعمه بالقرآن دلالة على شرف القرآن وعظم منته على الخلق به
Surat Ar Rahman diawali dengan menyebut nikmat-nikmat Nya dengan Al Quran ini menunjukkan kemuliaan Al Quran dan agung
Menghafal Al Quran harus menjaga pendengaran, penglihatan, dan hati.
وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (An Nahl:78)
Menjadi manusia yang terbaik.
Dari Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
‘Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur`an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari.)
Dikumpulkan bersama para malaikat.
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, ia berkata, ‘Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
المَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ, وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang membaca al-Qur’an dan ia mahir dalam membacanya maka ia dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala.” (Muttafaqun ‘alaih.)
Di antara para sahabat yang masyhur selalu bersama al-Qur`an adalah Utsman bin Affan Radhiyallahu anhu, sehingga diriwayatkan bahwa beliau pernah berkata: ‘Jikalau hati kamu bersih niscaya kamu tidak pernah kenyang dari Kalamullah.”
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran . [al-Qamar/54:17]
Itulah penyebab mereka selalu membaca al-Qur`an dan menjaga hizib mereka. Hasan al-Bashri rahimahullah berkata: “Carilah kenikmatan dalam tiga perkara: shalat, al-Qur`an dan doa. Jika kamu mendapatkannya maka pujilah Allah Subhanahu wa Ta’ala atas hal itu, dan jika kamu tidak mendapatkannya maka ketahuilah bahwa pintu kebaikan telah ditutup atasmu.”
Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu berkata: ‘Kalau bukan karena kemudahan yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada manusia niscaya tidak ada seorang pun yang bisa membaca Kalamullah.[5] Dan di antara kemudahannya adalah mudah dibaca dan menghafalnya.
Di antara keutamaan menghafal al-Qur`an adalah hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الَّذِي لَيْسَ فِى جَوْفِهِ شَيْئٌ
مِنَ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخرب
“Sesungguhnya orang yang tidak ada sedikitpun al-Qur`an di dalam rongganya, ia seperti rumah yang runtuh.”
Komentar
Posting Komentar