Langsung ke konten utama

Persiapan Menyambut bulan Ramadhan


 

 الاستعداد لشهر رمضان

Persiapankan diri menyambut Ramadhan

Syaikh Sulaiman Ar Ruhaili

إن الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا، ومن سيئات أعمالنا، من يهد الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.

{يأيها الذين ءامنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون} [آل عمران:١٠٢]

{يأيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا} [النساء: ١١ ].

{يأيها الذين ءامنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله، فقد فاز فوزا عظيما} [الأحزاب: ۷۰-۷۱]

أما بعد: فإن خير الحديث كتاب الله، وخير الهدي هدي محمد ﷺ، وشر الأمور محدثاتها، وكل محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة، وكل ضلالة في النار، ثم يا عباد الله:

Sesungguhnya kita di hari-hari ini tengah menanti kedatangan hari-hari yang penuh keberkahan, tamu yang diberkahi, kita bersama hal mulia ini ada beberapa hal untuk kita renungkan:

Pertama: renungkan dan ambil pelajaran.

Sejatinya kita di tahun lalu sama persis seperti saat-saat sekarang ini, saat itu kita tengah mempersiapkan diri menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Dan kita sekarangpun demikian tengah mempersiapkan kedatangan bulan Ramadhan di tahun ini. Setiap dari kita berkata kepada saudaranya, “Alangkah cepatnya waktu berlalu, serasa baru tadi malam kita menyambut Ramadhan yang lalu, dan kita sekarang sedang menghadapi ramadhan tahun ini.”

Alangkah benarnya, sungguh itu adalah hari-hari yang berlaku dengan begitu cepatnya, padahal itu satu tahun penuh dari umur kita, berjalan dan berlalu dengan segala isinya, dan yang tersisa hanyalah apa yang kita perbuat untuk diri kita sendiri.

Itu semua adalah hari-hari yang telah berlalu dan tidak akan kembali, sungguh umur itu terbatas, sedangkan ajal pasti akan datang, dan ajal adalah keyakinan di dunia.

 «كل نفس ذائقة الموت» [آل عمران:185].

“Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian.” (QS. Ali Imran:185)

Maksud dari ini semua adalah bahwa seorang hamba apabila meninggal, lalu ia dipikul oleh orang, dirinya diiringi oleh tiga hal, lalu yang dua kembali sedangkan tersisa yang ketiga, dia diikuti oleh keluarga, harta, dan amalnya, lalu keluarga dan hartanya kembali dan tinggallah amalnya menyertai dirinya.

Apabila seseorang telah dikubur dan dia adalah seorang hamba yang shaleh maka ia akan mendapatkan sejuknya surga dan aroma wangi surga, diluaskan kuburnya sejauh pandangan mata, didatangi seorang yang elok rupanya, baik pakaiannya, wangi aromanya, seraya berkata, “Berbahagialah dengan sesuatu yang membuatmu bergembira, ini merupakan harimu yang engkau dulu dijanjikan!” lalu dia bertanya, “Siapakah gerangan anda ini? Wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan.” Dia menjawab, “Aku adalah amal baikmu.”

Adapun apabila seseorang yang keadaannya tidak seperti itu, maka dia mengalami kerugian dan penyesalan ketika diuji di alam kubur, dia mendapatkan panasnya neraka dan aroma busuk neraka, kuburnya disempitkan, dia didatangi seseorang yang buruk rupa, pakaiannya buruk, berbau busuk, seraya berkata, “Kabar buruk untukmu dengan sesuatu yang akan membuatmu buruk, ini adalah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.”

Kemudian setelah itu keadaan pada hari kiamat, Allah ﷻ berfirman,

«والوزن يومئذ الحق فمن ثقلت موازينه فأولئك هم المفلحون * ومن خفت موازينه فأولئك الذين خسروا أنفسهم بما كانوا بآياتنا يظلمون» [الأعراف:۸-۹].

“Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.” (Qs. Al A’raaf:8-9)

Seorang yang berakal adalah orang yang mau mendengar dan mentadaburi, merenungkan, dan memikirkan, dan mengetahui bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sesuatu yang fana, kehidupan dunia begitu cepat hilang berlalu sedangkan masa depan yang hakiki itu tatkala bertemu dengan Allah ﷻ.

Maka marilah kita untuk memikirkan, mengambil pelajaran, dan menjadi termasuk orang yang bisa mengambil pelajaran disaat masih hidup, lalu memperbaiki perjalanannya kepada Allah ﷻ, dan jangan sampai kita menjadi orang yang keadaan kita justru diambil pelajarannya oleh orang lain sedangkan kita tidak mampu mengambil pelajaran.

Kedua: Evaluasi keadaan kita di Ramadhan tahun lalu.

Bulan Ramadhan tahun lalu kita menyambutnya dengan suka cita, kita bersemangat di awalnya, kemudian ada yang dihinggapi rasa malas hingga meremehkan kesempatan berharga itu, esok kita perbaiki, lusa kita perbaiki lagi, sampai berlalu hari-hari di bulan tersebut, dan kita berpisah dengan bulan Ramadhan dalam keadaan kita menangisi keteledoran dan segala kekurangan kita, salah seorang dari kita mungkin ada yang berangan-angan pada dirinya dan berjanji, “Sekiranya tahun depan saya masih hidup niscaya saya akan memperbaiki bulan Ramadhanku dan saya akan muliakan diri ini di bulan Ramadhan yang penuh berkah.”

Dan sungguh Rabbuna benar telah memanjangkan umur kita, kita memohon kepada Allah ﷻ agar memasukkan kita kedalam bulan Ramadhan dalam keadaan baik, sehat, dan diberi kekuatan.

Maka wajib bagi kita untuk mengingat lagi janji kita kepada diri kita dan mengingat bahwa hari-hari dibulan Ramadhan hanya sebentar dan sangat cepat, maka kita perbaiki diri kita di hari-hari yang penuh keberkahan ini.

Ketiga: Bulan Ramadhan yang penuh keberkahan ini merupakan bulan yang sangat dicintai oleh Allah ﷻ yang maha pengasih, sangat dicintai oleh ahli iman, di dalamnya terdapat keberkahan, rahmat, maghfirah, dan kebaikan-kebaikan.

Maka wajib bagi kita untuk mengetahui agungnya nikmat Allah ﷻ kepada kita yaitu bulan yang penuh berkah ini. Allah ﷻ berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (Qs. Al Baqarah:185)

Bulan yang agung ini adalah bulan yang dahulu Nabi ﷺ menyampaikan kabar gembira dengan kedatangannya dan beliau menyampaikan kabar gembira dengan kebaikan-kebaikan yang terkandung di dalamnya, beliau ﷺ seringk bersabda,

إذا دخل شهر رمضان فتحت أبواب السماء وفي رواية ( أبواب الجنة ) وفي رواية ( أبواب الرحمة ) وغلقت أبواب جنهم وسلسلت الشياطين

“Jika datang bulan ramadhan maka dibukakan semua pintu langit, dan dalam riwayat yang lain pintu-pintu surga, dalam riwayat yang lain pintu-pintu rahmat, dan dikunci semua pintu neraka dan dibelenggu semua setan.” (Dikeluarkan oleh Al-Bukhari 112/4 dan Muslim 1079 dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu)

Dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ

"Pada malam pertama bulan Ramadlan syetan-syetan dan jin-jin yang jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satupun pintu yang terbuka dan pintu-pintu surga dibuka, tidak ada satupun pintu yang tertutup, serta seorang penyeru menyeru, wahai yang mengharapkan kebaikan bersegeralah (kepada ketaatan), wahai yang mengharapkan keburukan/maksiat berhentilah, Allah memiliki hamba-hamba yang selamat dari api neraka pada setiap malam di bulan Ramadlan". (HR. At Tirmidzi:618)

Dari sini ulama berpendapat akan bolehnya bagi seorang muslim untuk memberikan ucapan selamat saling memberikan kabar gembira kepada kaum muslimin dengan masuknya bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, dan kebaikan-kebaikan yang terkandung di dalamnya, serta keberkahan-keberkahan yang ada padanya.

Maka oleh karenanya marilah kita hargai betapa berharganya bulan ini, dan ketahuilah bahwa Allah ﷻ akan memuliakan siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang ingin Dia kehendaki, maka marilah kita muliakan diri kita karena rahmat Allah ﷻ di bulan yang penuh berkah ini.

Keempat: ketahuilah bahwa Allah ﷻ telah mewajibkan pada bulan Ramadhan ini dengan ibadah-ibadah yang mulia, yang Dia agungkan keutamaannya dan tambah pahalanya.

Yang pertama dan paling utama adalah puasa, puasa diwajibkan oleh Allah ﷻ di bulan berkah ini,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al Baqarah:183)

Puasa ini memiliki keistimewaan yang amat besar, sebagaimana sabda Nabi kita ﷺ ,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”

(HR. Muslim no. 1151)

Inilah puasa yang dikhususkan ganjarannya oleh Allah ﷻ tidak ada yang mengetahui balasan tersebut dan tidak ada yang mengetahui kadar ganjarannya kecuali Allah ﷻ, Dia melipat gandakan pahala untuk hamba Nya dengan kelipatan yang banyak.

Puasa adalah Mutiara yang berharga, harta yang berharga, kewajiban bagi seorang muslim untuk berpuasa menahan diri dari apa saja yang bisa mengur atau yang bisa menghilangkan nilai pahalanya, dia berpuasa dari pembatal-pembatal puasa dan dari dosa-dosa. Sabda Nabi ﷺ

: «من لم يدع قول الزور والعمل به فليس الله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه»،

”Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan yang haram, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makanan dan minuman.” (HR. Al Bukhari no. 1903)

pada hadits ini Nabi ﷺperingatkan dari maksiat baik bersifat ucapan maupun perbuatan, maka seyogyanya bagi seorang mukmin yang tengah menjalankan ibadah puasa untuk berpuasa menahan diri dari kotoran-kotoran ini, berupa maksiat lisan, seperti dusta, ghibah, namimah, dan lain sebagainya, dari maksiat anggota badan yang lainnya seperti memandang yang haram, mendengar yang haram, tangan dan kaki digunakan untuk yang haram, dan lain sebagainya. Wajib baginya untuk mengenali kemuliaan puasa.

Sebagaimana Allah ﷻ telah mensyariatkan kepada kita shalat malam di bulan. Nabi bersabda,

: «من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه»،

"Dan barangsiapa shalat di malam lailatul qodr karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu", (HR Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

 Maka hendaknya seorang hamba bersemangat melaksanakan Sunnah yang diberkahi dan keutamaan yang besar ini, dan tidak menghalangi dirinya dari mengerjakan shalat malam di bulan Ramadhan. Jika dia merasa lemah tidak sanggup mengerjakannya maka hendaknya bersemangat untuk shalat witir setiap malam, dan janganlah menghalangi dirinya dari ini, jika dia mampu untuk shalat pada sebagian malam di masjid bersama kaum muslimin maka ini lebih baik dan berkah.

Hendaknya kita bertakwa kepada Allah ﷻ sesuai dengan kemampuan dan jangan mengharamkan diri kita dari amal mulia di bulan yang penuh berkah ini.

Sebagaimana Allah ﷻ syariatkan sedekah dan memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan, maka Rasulullah ﷺ adalah manusia yang paling dermawan, dan semakin dermawan di bulan Ramadhan.

Sebagaimana pula Rabb kita telah mensyariatkan kepada kita untuk memperbanyak membaca Al Quran di bulan Ramadhan, maka Nabi kita ﷺ membaca Al Quran bersama malaikat Jibril pada setiap malam di bulan Ramadhan.

Maka hendaknya kita berbuat baik pada diri kita dengan memperbanyak membaca Al Quran di bulan yang penuh berkah ini, dan mengetahui bahwa setiap huruf bernilai satu kebaikan, sedangkan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan, dan Allah ﷻ melipat gandakan pahala bagi siapapun yang dikehendaki Nya.

Hendaknya kita bertakwa kepada Allah ﷻ, muliakan diri kita di bulan yang penuh berkah ini, sungguh salah seorang dari kita tidak tahu apabila telah memasukinya apakah dia nanti akan menyempurnakannya? Dan apakah jika telah menyempurnakannya apakah akan terulang pada waktu yang lain? Maka marilah kita untuk memiliki tekad yang kuat untuk berbuat baik dibulan Ramadhan, karena salah seorang kita apabila telah memiliki tekad untuk melakukan kebaikan, niscaya telah dicatat baginya apa yang dia niatkan, dan karunia Allah ﷻ sangatlah luas.

الخطبة الثانية:

الحمد الله الملك القدوس السلام، جعل ثواب الصيام تكفير الخطايا والآثام، وجعل مثل ذلك ثوابا للقيام، وأشهد أن لا إله إلا الله المعبود الحق على الدوام، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المبعوث رحمة للأنام، صـلى الله عليه وسلم أزكى صلاة وأتم سلام، ورضي الله عن آله الطيبين الأعلام، وصحابته الخيار الكرام، أما بعد:

فيا معاشر أهل الإسلام : إن الله حين قال قولاً حكيما محكما، باقيا حكمه ما بقي مسلم على وجه الأرض: «فالآن باشروهن وابتغوا ما كتب الله لكم وكلوا واشربوا حتى يتبين لكم الخيط الأبيض من الخيط الأسود من الفجر ثم أتموا الصيام إلى الليل» [البقرة:187]۔

وبين النبي ﷺ في أحاديث كثيرة أن الصوم يبدأ بطلوع الفجر الصادق وينتهي بغروب الشمس، فالواجب على كل مسلم إذا أدركه رمضان وكان مكلفا غير معذور، إذا علم أن الفجر قد طلع أو سمع بذلك، أن يمسك عن المفطرات بنية الصيام والتقرب إلى الله عز وجل إلى الغروب، ولا يجوز لمسلم أن يدع ذلك إلا من عذر يا عباد الله.

ومن المعلوم أن الأرض بالنسبة لهذا الزمان -أعني زمان الصيام- تنقسم إلى أربعة أقسام:

القسم الأول: أرض يتميز فيها الليل عن النهار، ويقرب طول الليل من طول النهار، قد يزيد هذا قليلاً، وقد يزيد هذا قليلاً، وهذا لا إشكال فيه عند أحد، يمسك الناس عند طلوع الفجر، ويفطرون عند الغروب.

والقسم الثاني: أرض يتميز فيها الليل عن النهار، لكن النهار يطول طولاً فاحشا، وهؤلاء يجب عليهم أن يمسكوا إذا طلع الفجر وأن يتموا الصيام إلى الليل، بنص القرآن الكريم وأحاديث النبي ﷺ، ولا اجتهاد لأحد مع نص القرآن والحديث الصحيح عن سيد ولد عدنان ﷺ.

وفي هذا - يا عباد الله - عدل في الأحكام، فإن الذي يصوم هذا العام عشرين ساعة أو أكثر سيأتيه زمان يصوم أربع ساعات أو أقل، وهذه بتلك يا عباد الله .

وما يردده بعض الناس من أن الناس الذين يطول عندهم اليوم في أيام رمضان يصومون بتوقيت مكة، أو يصومون بتوقيت بلادهم الأصلي، لا أصل له في دين الله ، وليس عليه من نور الحق شيء ومن فعل ذلك - يا عباد الله - كأنه لم يصم، بل إنه لم يصم يا عباد الله.

فاتقوا الله وتمسكوا بدينكم، ومن كان يقول إنه لا يستطيع أن يصوم هذه الساعات في ذلك البلد الذي يكون فيه، فإنه يجب عليه - يا عباد الله - أن يهاجر من ذلك البلد، لأنه لا يستطيع أن يقيم ركنا من أركان الإسلام، ومن كان لا يستطيع أن يقيم ركنا من أركان الإسلام فإنه يجب عليه أن يهاجر .

ألا فاتقوا الله عباد الله، ولا يغرنكم كلام بعض الناس، والآراء التي ليس عليها دليل من كتاب الله، ولا من سنة رسول ﷺ.

وأما القسم الثالث: فأرض يتميز فيها الليل عن النهار، غير أن الشفق الأحمر فيها لا يغيب، بل يستمر إلى أن يختلط بضوء النهار، فهؤلاء يعرفون غروب الشمس، لكنهم لا يعرفون وقت صلاة العشاء، ولا وقت صلاة الفجر، فهؤلاء يجتهدون في تقدير وقت صلاة العشاء، وفي تقدير وقت صلاة الفجر، وأقرب وسائل الاجتهاد هنا أن ينظروا إلى أقرب بلد إليهم يظهر فيه وقت صلاة العشاء، ووقت صلاة الفجر، فيعمل بذلك يا عباد الله.

وأما القسم الرابع: فأرض لا يتميز فيها الليل عن النهار، بل يكون يومها نهارا كله أو ليلا كله، وهؤلاء يقدرون لصلاتهم قدرها، ولصيامهم قدره، فيجتهدون في تقدير الأوقات، وأقرب ما يكون ذلك بالنظر إلى أقرب البلدان إليهم.

ألا فاتقوا الله عباد الله، واعلموا أن الصوم إكرام لكم، وليس تعذيبا لكم، ولا يقصد منه أن يشق عليكم، وإنما المقصود أن تكونوا على قرب من الله، واعلموا أن عظم الثواب مع عظم المشقة، وإذا زادت المشقة على إنسان في عمل صالح من غير قصد منه فإن ثوابه يزداد.

ولو أن مسلما -يا عباد الله- شرع في الصيام، غير أنه بسبب من الأسباب شق عليه الصيام، وخيف عليه أن يموت، أو خيف عليه الضرر الذي له أسبابه، فإنه يجوز له إذ ذاك أن يفطر يا عباد الله، ويقضي مكان ذلك اليوم يوما.

ألا فاتقوا الله عباد الله، واحمدوا الله عز وجل أن يسر لكـم فجعلكم ممن يدرك شهر رمضان، أسأل الله جل أن يبلغكم ذلك.

فاللهم صل على محمد ...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suwargo Nunut Neroko Katut

Suwargo Nunut Neroko Katut admin 28 Juni 2015 | 4.884 | 1 | Suwargo Nunut Neroko Katut Kaum muslimin yang berbahagia rahimani wa rahimakumullah , di tengah-tengah masyarakat jawa ada sebuah ungkapan yang cukup masyhur dan oleh sebagian masyarakat jawa ungkapan ini sudah menjadi sebuah falsafah yang mereka anut. Sebuah ungkapan yang menjelaskan apabila ada seseorang yang nantinya masuk surga maka anggota keluarganya seperti anak, istri, dan orang tua bisa turut ikut masuk ke dalam surga. Demikian juga apabila ada seseorang yang nantinya masuk neraka maka anggota keluarganya seperti anak, istri, dan orang tua bisa ikut masuk ke dalam neraka. Ungkapan yang dimaksud berbunyi, “Suwargo Nunut Neroko Katut,” yang kurang lebih artinya adalah surga bisa ikut numpang dan neraka bisa ikut terbawa yang maksudnya adalah seseorang bisa ikut terbawa masuk ke dalam surga atau neraka disebabkan kelua...

Urgensi Beriman Kepada Hari Akhir Dan Pengaruhnya Terhadap Pribadi Seseorang

Urgensi Beriman Kepada Hari Akhir Dan Pengaruhnya Terhadap Pribadi Seseorang. Beriman Kepada Hari Akhir merupakan perkara yang sangat penting bagi seorang muslim yang demikian dikarenakan beberapa alasan sebagai berikut: 1. Beriman kepada hari akhir merupakan satu diantara rukun iman yang enam. 2. Beriman kepada hari akhir merupakan bagian dari keyakinan pokok islam yang mana bangunan akidah dibangun diatasnya setelah permasalahan keesaan Allàh. 3. Beriman kepada hari akhir dan tanda-tandanya termasuk beriman kepada perkara ghaib yang tidak bisa ditangkap oleh akal dan tidak ada cara untuk mengetahuinya kecuali dengan dalil wahyu (al Quran dan as Sunnah) 4. Iman kepada hari akhir seringkali digandengkan dengan iman kepada Allàh. Seperti dalam surat al Baqarah ayat 177, لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَ الْمَغْرِبِ وَلٰـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ َ Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke ara...

Keutamaan Shalat Berjamaah

  إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له.  وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله،  وصلى الله على محمد وعلى آله وصحبه   وَبَارك وسلم. أمَّا بَعْدُ : فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ عز وجل فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قال الله تعالى: {يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱلَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَ لَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ} Maasyiral muslimin -rahimakumullah-, marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah, marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Nya, semoga shalawat dan salam akan senantiasa terlimpah kepada Nabi Nya yang mulia, nabi kita Muhammad -shallallahu alaihi wa sallam-, kepada keluarganya, para shahabatnya, para pengikutnya, dan kaum muslimin hingga akhir zaman nanti.  Kaum muslimin -rahimakumullah-, shalat berjamaah merupakan...